SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Persoalan pembuangan limbah perusahaan PT Sekar Group di Sungai Jenggolo yang sempat memancing reaksi warga Bluru Sidoarjo, mendorong komisi C DPRD Sidoarjo menggelar hearing dengan perusahaan tersebut, Jum’at (30/9/2011).
Hearing yang digelar di ruang pertemuan komisi ini, dihadiri seluruh anggota komisi C DPRD Sidoarjo serta perwakilan dari PT Sekar Group.
“Dengan pelaksanaan dengar pendapat ini, kita berharap persoalan limbah perusahaan PT Sekar Group bisa terselesaikan dengan baik,” terang ketua komisi C DPRD Sidoarjo H.Nur Ahmad Syaifuddin.
Dalam hearing yang juga diikuti Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sidoarjo ini, diketahui beberapa fakta seputar kondisi limbah perusahaan perusahaan makanan kemasan dari hasil laut itu.
Salah satunya, pengakuan belum terpenuhinya standrat baku mutu limbah sisa perusahaan dari PT Sekar Bumi dan Sekar Katokichi, yang diutarakan masing-masing perwakilan.
“Saat ini kita terus melakukan perbaikan baku mutu limbah kami, meskipun belum memenuhi standart baku mutu yang ada,” terang Ganden S, konsultan limbah Sekar Bumi.
Selain PT Sekar Bumi, PT Sekar Katokhici juga memberikan gambaran yang sama tentang kondisi pengolahan limbahnya.
Hanya saja, PT sekar katokhici mengawalinya dengan memberikan ulasan awal pembangunan pengolahan limbah hingga kondisi IPALnya saat ini.
“PT Sekar Katokhici sudah melakukan pengolahan limbah pada awal 1999 yang waktu itu berkapasitas 150 m/3 hari. Dengan berjalannya perusahaan, ada peningkatan produktifitas dan berimbas pada penambahan limbah. Dan kami akui limbah yang dihasilkan kurang memenuhi standart baku mutu,” terang Agus Sandi perwakilan PT Sekar Katokichi.
Dalam dengar pendapat ini, I Wayan Dendra anggota komisi C DPRD Sidoarjo sempat menyebutkan PT sekar Group tidak serius dengan pengolahan limbahnya.
Bahkan dengan tegas Wayan menyebutkan pengolahan limbah PT Sekar Group dilakukan secara serampangan.
“Limbah yang dihasilkan Sekar Group ini tidak sesuai baku mutu, dan niat PT Sekar Group untuk menanamkan invesnya di Sidoarjo perlu dipertanyakan dengan kondisi limbah perusahaannya itu,” ujar Wayan.(Abidin)