Sidoarjo, (kabarsidoarjo.com) – Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Hubungan dan Kemitraan Lembaga Luar Negeri, Faozan Amar berkunjung ke Kampung Edukasi Sampah di Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo Kota, Minggu (21/08/2022). Tepatnya, di RT 23/RW 07.
Dalam kesempatan itu, Faozan mengatakan, sampah dapat memberikan nilai komersial jika dikelola dengan baik. Salah satunya, mengolah sampah organik menjadi kompos untuk menyuburkan tanaman.
Menurut dia, lingkungan bersih dan asri secara tidak langsung dapat mencerminkan taraf sosial masyarakat.
“Selama ini sampah selalu lekat dengan hal yang kotor, kemiskinan, dan hal negatif lainnya. Namun berbeda di kampung ini, sampah dikelola baik,” katanya.
Sehingga, lanjut dia, Kampung Edukasi Sampah, harusnya dapat sebagai percontohan bagi kampung-kampung lainnya. Apalagi, Kampung Edukasi Sampah ini dalam pelaksanaan programnya, berpegang pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Ia menyampaikan, bahwa masalah sampah rumah tangga menjadi isu lingkungan yang perlu mendapat perhatian serius dari masyarakat. Karena, jumlahnya mencapai 175.000 ton per hari.
“Partisipasi warga mengelola sampah yang baik membantu mewujudkan lingkungan bersih, sekaligus untuk pemberdayaan sosial masyarakat,” ujarnya.
Kepala Kelurahan Sekardangan, Amat Adi Subhan menyampaikan, bahwa Kampung Edukasi Sampah saat ini telah menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta. Dengan harapan memberi manfaat dari sisi ilmu pengetahuan, dalam serangkaian penelitian, maupun program pengabdian masyarakat.
“Akhirnya, masyarakat teredukasi, dan menambah kesadaran untuk mengelola sampah dengan baik dan benar,” katanya.
“Selain itu, kami berharap untuk Kampung Edukasi Sampah menjadi contoh dan inspirasi bagi masyarakat. Sehingga, dapat mengelola sampah secara mandiri,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua RW.07 Kelurahan Sekardangan Hariyanto menyebut, jika kesadaran dan kebersamaan warga menjadi kunci utama dalam penataan Kampung Edukasi Sampah. Di mana, warga secara sukarela, serta melalui kemandirian memilah sampah sesuai dengan jenis di rumahnya masing-masing.
Di Kampung Edukasi Sampah, warga secara bersama-sama melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos, lanjut dia. Alat pengolahan pun, telah tersedia. Sementara, ada bank sampah di lingkungan setempat untuk mengelola sampah non organik.
“Hasil pengelolaan sampah dimanfaatkan sepenuhnya untuk warga, untuk penataan kampung sehingga lebih nyaman dan asri,” pungkasnya. (Eko Setyawan)