SIDOARJO– Sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang dirasakan selama satu tahun, serta sudah menjadi tradisi turun menurun, Paguyuban Nelayan Bluru Kidul menggelar sedekah laut atau biasa disebut dengan tradisi Nyadran, Minggu (7/3/2010).
Sedikitnya 40 perahu nelayan Desa Bluru Kidul, disiapkan panitia untuk membawa sedekah laut, dari hulu sungai hingga dermaga Kepetingan.
Menurut H. Waras ketua Paguyuban nelayan ‘Sumber Rejeki’ Bluru Kidul, untuk prosesi sedekah laut ini, sebagian tumpeng yang disiapkan, di bawa ke kompleks makam Dewi Sekardadu.
Disini dilakukan tahlilan dan pengajian dengan mendengar khotbah dari tokoh ulama. selanjutnya, makanan rakyat itu pun dinikmati bersama.
“Ini wujud dari rasa syukur kita dengan tasyakuran bersama sama warga Ketingan, sebagai tuan rumah dan ‘penjaga’ makam Dewi Sekardadu,” terang Waras.
Dari kompleks makam, proses perahu dilanjutkan ke tengah laut, dekat Selat Madura.

Diyakini, zaman dulu jasad Dewi Sekardadu ditemukan oleh para nelayan Sidoarjo, yang tak lain nenek-moyang para nelayan di Sidoarjo sekarang. Mereka melakukan napak tilas itu dengan mempersembahkan tumpeng utama di situ.
Sementara itu dalam sambutannya, Wakil Bupati Sidoarjo H.Saiful Ilah meminta masyarakat Nelayan Bluru Kidul, untuk tetap melestarikan tradisi sedekah laut ini sebagai salah satu wisata lokal Sidoarjo.
Pasalnya, sedekah laut Nyadran ini menurut Saiful, adalah tradisi yang lahir sejak zaman nenek moyang dahulu kala.
“Mari kira rawat tradisi ini dengan sebaik baiknya,” ujarSaiful Ilah.(Abidin)














