SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Tim Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Sidoarjo, dianggap masih sangat lemah dalam melakukan testing dan tracing terhadap warganya.
Padahal data yang dihasilkan dari kedua langkah tersebut, merupakan dasar utama dalam menentukan kebijakan selanjutnya, dalam program penanganan pandemi di kota delta.
“Harusnya setiap hari tim gugus tutas harus melakukan 4.975 tes karena positivity rate atau tingkat terkonfirmasi per tes mencapai 40% lebih. Faktanya nggak sampai segitu,” kata Sekretaris Pengurus Cabang Lembaga Kesehatan NU (PC LKNU) Sidoarjo, Badruzzaman Senin (12/07/2021) siang tadi.
Kelemahan serupa, juga terjadi dalam gerakan Tracing atau penelusuran, terhadap orang-orang yang dimungkinkan melakukan kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi positif.
Idealnya tim gugus tugas harus melakukan pemeriksaan terhadap 15 orang per 1 orang yang konfirmasi positif.
“Yang terjadi sekarang, rata-rata baru 4,11 orang saja yang ditracing. Kalau begini caranya terus darimana bisa dapat angka yang valid soal warga yang terkonfirmasi? Dan jika basis datanya lemah seperti ini, lalu bagaimana bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 sekalipun pemkab sudah menerapkan PPKM darurat secara keras pada masyarakat,” tandasnya.
Kelemahan dalam soal data ini juga akan menyulitkan untuk menentukan langkah apa yang perlu diambil.
Misalnya apakah perlu mendirikan Rumah Sakit Darurat, Ruang Isoalasi tersentralisasi, menambah kapasitas RS Rujukan dan sebagainya.
“Kunci melawan Covid-19 di Sidoarjo itu adalah memisahkan orang yang terinfeksi dari yang sehat. Sekarang ini fenomenanya banyak warga yang terpapar tapi tidak bergejala atau bergejala ringan. Mereka itulah yang harus diisolasi dengan treatmen tertentu selama 10 hari, beres,” tandasnya.(red)