KabarSidoarjo.com – Puluhan pelaku UMKM Sidoarjo meriahkan Peringatan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional (Hantaru) 2022 di halaman Kantor Badan Pertanahan (BPN) Sidoarjo, Jumat (23/9/2022).
Ada beragam jenis produk unggulan yang dipamerkan oleh pelaku UMKM Sidoarjo di ajang pameran yang diprakarsai Ikatan istri karyawan dan karyawati (Ikawati) Kementerian ATR/ BPN Sidoarjo itu. Acara ini, dibuka Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor.
Gus Muhdlor, sapaan akrab Bupati Sidoarjo mengapresiasi gebyar pameran UMKM tersebut. Ia pun, menyampaikan rasa terimakasih kepada Kementerian ATR/BPN, melalui BPN di Sidoarjo yang mendukung gerakan membeli produk lokal melalui kegiatan pameran itu.
“Memang perlu ada gerakan bersama, dari para stakeholder. Seperti yang dilakukan Kementerian ATR/BPN melalui Ikawati ini,” katanya.
Terlebih, Pemkab Sidoarjo tengah gencar membantu mendorong pelaku UMKM naik kelas, kata Bupati Alumnus Fisip Unair itu. Targetnya, produk UMKM Sidoarjo bisa menembus pasar ekspor.
Ia pun minta kepada dua instansi Sidoarjo terkait, Dinas Koperasi dan UMKM Sidoarjo dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan memberi pendampingan. Bisa dengan cara memfasilitasi pameran, termasuk membuka jalan agar UMKM Sidoarjo bisa menembus pasar ekspor.
“Seperti saat ini, Disperindag menggandeng Export Center. Ini untuk membantu teman-teman pelaku UMKM lebih mudah salam menembus pasar global,” ujarnya.
Diketahui, pendampingan yang dilakukan Pemkab Sidoarjo selama kurun waktu 1,5 tahun, ada hasil memuaskan. Dari target 1500 UMKM di sembilan Provinsi termasuk Jawa Timur, yang diproyeksikan menembus pasar ekspor, Sidoarjo berkontribusi sebanyak 300 UMKM.
“UMKM Sidoarjo terbanyak yang menembus ekspor. Ada 300 UMKM ini yang akan terus kami dorong. Agar jumlahnya naik terus,” imbuh Gus Muhdlor.
Sementara, Wakil Ketua Ikawati Jawa Timur, Yety Lamri menyampaikan, Ikawati miliki peran penting memberi dukungan pengembangan, dan pemasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis UMKM. Melalui, gebyar UMKM ini salah satu gerakan untuk mempromosikan produk-produk dalam negeri.
“Mengolah dan memanfaatkan barang-barang dengan kandungan 60 persen lokal, mendorong penggunaan produk-produk sebagai konsumsi sehari-hari. Seperti, makanan dan hasil industri kreatif,” pungkasnya. (KS/1)