KabarSidoarjo.com – DPRD Sidoarjo mengapresiasi program toleransi yang dilakukan Komunitas Seni dan Budaya BrangWetan di Sidoarjo.
Hal itu, disampaikan Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Abdullah Nasikh saat hearing dengan perwakilan BrangWetan Sidoarjo, Senin (28/11/2022).
“Kami melihat yang dilakukan Brangwetan Sidoarjo dalam program toleransi adalah sebuah contoh yang baik dan sudah menjadi keharusan diakomodasi oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemkab Sidoarjo,” kata Abdullah Nasikh.
Nasikh mengungkapkan, jika Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang kali ini mewakili Pemkab Sidoarjo yakni, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora), dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Sidoarjo perlu membuka peluang yang luas.
Dengan menggandeng BangWetan, ini sudah berpengalaman dan resources luar biasa berupa modul dan buku-bukunya. Lalu, program Cinta Budaya Cinta Tanah Air (CBCTA) BrangWetan juga patut diapresiasi.
“Komunitas Seni Budaya BrangWetan melaporkan pelaksanaan program Cinta Budaya Cinta Tanah Air (CBCTA) yang sudah dimulai tahun 2020 dan segera akan berakhir awal tahun depan (2023, Red). Program ini baik, harus didukung Pemkab Sidoarjo melalu OPD yang membidanginya,” ungkapnya.
Nasikh mengutip pujian dari Bupati Sidoarjo, saat meresmikan acara Festival Toleransi yang diselenggarakan oleh Komunitas BrangWetan baru-baru ini. Di mana, program itu dilakukan secara bottom up. Tak hanya menggantung pemerintah, atau topdown saja.
Menurut dia, program-program BrangWetan sangat berkorelasi langsung dengan RPJMD Sidoarjo tahun 2020-2025. Bisa memunculkan indikator baru yaitu, Indikator Kesalehan Sosial (IKS) yang meliputi toleransi, kesetiakawanan Sosial, dan Ketertiban Umum.
Sampai dengan tahun 2022 IKS, sudah dijalankan oleh pemerintah sebesar 97 persen.
“Diharapkan sampai dengan berakhirnya masa jabatan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (tahun 2024. Red), tak ada lagi kasus-kasus intoleransi,” harapnya.
“Tak ada ancaman ketertiban umum, dan juga terbangunnya solidaritas atau kesetiakawanan masyarakat di Sidoarjo. Saat ini itu, bagaimana caranya program BrangWetan Sidoarjo gayung bersambut dengan program Pemda, stakeholder yang berhubungan dengan toleransi di Sidoarjo,” imbuh Politisi PKB ini.
Nasikh meminta agar segera dilakukan Focus Group Discussion (FGD) yang lebih substantif, dan mengena bersama leading sectornya, Dinas Pendidikan dengan Komisi D DPRD Sidoarjo, pihak Sekolah dan BrangWetan Sidoarjo.
“Bagai mana di bangku sekolah mulai Sekolah Dasar (SD) bisa ikut dalam program pendidikan toleransi ini. Kalau perlu, bagaimana caranya ini ada muatan lokal berupa pendidikan toleransi di dunia pendidikan di Kota Delta. Komisi D siap mengawal untuk menjadikan Sidoarjo sebagai Kota dan Wilayah yang Ramah Toleransi,” tuturnya.
“Kami, Komisi D akan melakukan silaturrahim ke sekolah penerima manfaat program BrangWetan Sidoarjo, kami berharap lingkungan sekolah tak hanya ramah anak, tapi juga sekolah toleran,” sambung Nasikh.
Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan Sidoarjo, Henri Nurcahyo, menjelaskan meski pun BrangWetan membawa nama seni budaya, tapi lembaga ini tak hanya bergerak dalam bidang seni budaya saja.
“BrangWetan memiliki cita-cita besar. Dan program yang memiliki tujuan besar ini yakni, menangkal bahaya radikalisme dan intoleransi melalui seni budaya,” ujarnya.
Ia berharap, pihaknya memperoleh dukungan. Bisa berkolaborasi antara legislatif dan eksekutif atau DPRD dan Pemkab Sidoarjo dalam program toleransi Brangwetan di dunia pendidikan, atau pun di semua kalangan masyarakat Sidoarjo.
“Dengan kolaborasi dan dukungan penuh legislatif dan eksekutif maka Sidoarjo sebagai Kota Toleransi akan segera terwujud,” pungkasnya. (KS/2)