TARIK (KABARSIDOARJO.COM) Ir. H Bambang Haryo Soekartono (BHS), Bapak Petani Sidoarjo meninjau pasokan air di wilayah hulu yakni di Dam Rolag Songo yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto. Turut hadir mendampingi Andri Chrystanto, dari Tim BHS Peduli.
Peninjauan pasokan air ini dilakukan untuk memastikan seperti apa kondisi air yang ada di sungai di Sidoarjo yang bisa mengaliri air ke sawah. Dari tinjauan di lapangan, ternyata BHS, panggilan akrab Ir H Bambang Haryo Soekartono melihat pasokan debit air masih melimpah. Dimana alian air yang mengarah ke Sidoarjo pasokan air debitnya juga tinggi dan seharusnya jika manajemen airnya bagus, tidak ada keluhan petani terkait kurangnya pasokan air.
Dengan pasokan air yang melimpahn, kendati secara umum saat ini memasuki musim kemarau dan sudah 3 bulan tidak hujan, namun debit air masih bagus. “Saya kira kekeringan yang diisukan di Tanggulangin itu bisa teratasi jika manajemen pengelolaan airnya bagus dari hulu ke hilir bisa diterapkan,” ujar Ir H Bambang Haryo Soekartono, Jumat (25/8/2023).
Beberapa hari terakhir ini, memang beberapa petani mengeluh ada yang area lahan persawahannya kekeringan. Kondisi ini tentu harusnya tidak terjadi melihat pasokan air melimpah di hulu sungai.
“Kuncinya adalah manajemen pengelolaan air dari hulu ke hilir menjadi faktor utama dalam pendistribusian air ke wilayah pertanian di Sidoarjo. Kekurangan air khususnya di lahan pertanian Sidoarjo tergantung dari management pintu air yang ada di hulu. Sebab air yang melimpah dari rolag songo harusnya dapat mengairi seluruh hilir anak sungai area persawahan di Sidoarjo,” tegas anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.
Untuk itu, setelah meninjau langsung kondisi pasokan air di hulu di kawasan Rolag Songo, pihaknya menyarankan kepada pemerintah kabupaten Sidoarjo untuk berkirim surat kepada Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS), untuk duduk bersama dalam menyelesaikan permasalahan kekeringan area pertanian di Sidoarjo. Tujuannya agar tidak ada persoalan kekeringan di lahan pertanian bisa teratasi.
“Supaya masyarakat petani di Sidoarjo dapat air kembali,” pungkasnya. (Mohamad Arista)