Miliki Potensi Pariwisata dan BLKI yang cukup startegis
LOMBOK (kabarsidoarjo.com)- Pentingnya keberadaan Balai Latihan Kerja Internasional (BLKI) di Kabupaten Sidoarjo tepatnya di Desa Jati Kecamatan Tulangan Sidoarjo, mendorong Pemkab Sidoarjo melalui Bagian Humas dan protokoler, memutuskan untuk melakukan studi banding ke Kabupaten Lombok Timur Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Dipilihnya Lombok Timur NTB sebagai sasaran studi banding, dikarenakan Kabupaten dengan luas 1.605 km2 ini, sudah terlebih dulu memiliki BLKI yang peresmiannya langsung dihadiri Menakertrans Muhaimin Iskandar pada 28 Maret 2014 lalu.

“Kita ingin melihat dari dekat, bagaimana kondisi BLKI di Kabupaten Lombok Timur, sebagai refrensi untuk pembangunan BLKI di Kabupaten Sidoarjo,” terang Drs Mahmudi Ali Kepala Bagian Humas Dan Protokoler Sidoarjo sesaat sebelum terbang ke Lombok.
Pada studi banding yang juga diikuti puluhan jurnalias baik dari media televisi, media cetak dan media online, Senin (14/4/2014), rombongan diterima langsung Lalu Suwandi Ssos selaku asisten tata pemerintahan Kabupaten Lombok Timur
Dalam sambutannya, Lalu Suwandi memberikan paparan tentang kondisi geografis, ekonomi dan sosial masyarakat Kabupaten Lombok Timur, sebelum memberikan penjelasan tentang keberadaan BLKI.
“Secara geografis, Kabupaten Lombok Timur terletak antara 116° – 117° Bujur Timur dan antara 8° – 9° Lintang Selatan.Luas wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah 2.679,88 km² yang terdiri dari daratan seluas 1.605,55 km² (59,91%) dan lautan seluas 1.074,33 km² (40,09%),” tutur Lalu.
Secara administratif, Kabupaten Lombok Timur terbagi dalam 20 wilayah kecamatan, 13 kelurahan dan 96 desa.

Sedangkan potensi daerah yang terus dikembangkan secara optimal oleh pemerintah Kabupaten Lombok Timur, meliputi pertanian yang subur di daerah utara yang terletak di lereng gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 m.
“Wilayah ini cukup bagus untuk pengembangan tembakau jenis Virginia, dan tanaman sayuran yang banyak di tanam masyarakat Lombok salah satunya kangkung,” tegasnya.
Sektor kelautan nampaknya juga diperhatikan di Kabupaten ini, karena memiliki beragam potensi laut yang luar biasa.
Diantaraya pembudidayaan kerang mutiara, dan penghasil ikan yang cukup banyak dengan beberapa pelabuhan alam terbentuk sebagai sentra produksi ikan laut.
BLKI Fokus Untuk Pelatihan Kepariwisataan
Sementara itu menyinggung soal Pembangunan BLK internasional, Lalu Suwandi menyebutkan sudah dimulai sejak akhir 2010 hingga diresmikan pada akhir bulan Maret 2014 kemarin.

“Gedung dan infrastruktur pendukung lainnya, sudah mulai dibangun Oktober 2010 yang diawali dengan pembangunan beberapa unit gedung agar dapat dimanfaatkan sebagai tempat pelatihan. Pada tahun 2013 ini, kita akan lanjutkan pembangunan asrama dan beberapa ruang kelas, serta fasilitas ruangan seperti furnitur dan lainnya, dengan dukungan anggaran sebesar Rp30 miliar,” jelasnya.
Untuk lebih detailnya, Lalu mengajak rombongan dari Sidoarjo, untuk langsung menuju BLKI yang terletak di Desa Lenek Daya, Kecamatan Aikmel.
Sesampainay di lokasi BLKI, rombongan diterima Ahmad Mafsu selaku Kabid bina pelatihan dan penempatan tenaga kerja Disnaker Kabupaten Lombok Timur.
Di sini, Ahmad Mafsu menerangkan bahwa, pelatihan yang disiapkan pertama kali adalah untuk kepariwisataan.
‘Kita ingin fokus dulu pada pelatihan pariwisata, karena memang, cukup banyak potensi wisata di Propinsi NTB ini yang bisa menjadi peluang kerja bagi masyarakat lombok timur khususnya,” terang Ahmad Mafsu.
Dari data yang ada, biaya pembangunan BLK internasional di ombok timur ini bersumber dari APBN Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kemnakertrans, yang didistribusikan dalam empat tahun anggaran dimulai 2010 sampai 2013.
Luas areal BLKI mencapai 11,7 hektare dan luas bangunan utama dan pendukung sekitar 32.060 meter persegi.
Saat ini gedung yang telah selesai dibangun adalah gedung pengelola, workshop untuk kejuruan las dan ruang kelas, kejuruan perhotelan dan ruang kelas, kejuruan bahasa dan ruang kelas, kejuruan pariwisata dan ruang kelas, kejuruan IT dan ruang kelas.
Selain itu, BLK tersebut dilengkapi dengan tiga gedung asrama tiga lantai dengan total kapasitas sebanyak 234 orang, dan gedung “social living” yang dapat diperuntukkan sebagai kantin atau ruang pertemuan. (Abidin)