SIDOARJO Jika tidak ada aral melintang, besuk (Minggu, 7/3/2010), Nelayan Sidoarjo terutama di Bluru Kidul dan sekitarnya, bakal menggelar nyadran. Tradisi tahunan dalam rangka merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut.
Tradisi tahunan itu pelaksanaannya dijadwalkan mulai pukul 07.00 WIB sampai selesai. Diawai dari dermaga Bluru Kidul, masyarakat nelayan akan menuju laut untuk melestarikan budaya Nyadran.
Sebelum sampai di laut, masyarakat nelayan terlebih dulu berkunjung ke makam Dewi Sekardadu di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran. Di makam yang dipercaya sebagai makan ibunda Sunan Giri itu, masyarakat nelayan akan membacakan doa untuk Gusti Ayu Dewi Sekardadu.
Budaya nyadran sudah menjadi tradisi bertahun-tahun. Sebagai ungkapan rasa syukur nelayan atas kekayaan hasil laut,” terang salah satu nelayan, Sabtu (6/3/2010).
Kegiatan tradisi nyadran ini menjadi potensi wisata di Sidoarjo. Hampir setiap tahun, masyarakat sekitar dermaga Bluru dan sekitarnya asyik menikmati prosesi nyadran.
“Biasanya ramai, perahu nelayan juga dihias. Lumayan menjadi hiburan gratis,” kata Handoko, warga Lemah Putro, yang kerab bersama keluarga menyaksikan nyadran setahun sekali.
Belum ada kejelasan, mulai kapan tradisi nyadran itu dilakukan masyarakat nelayan Sidoarjo. Tapi upacara nyadran senantiasa dijadikan media menyucapkan syukur atas rezeki kekayaan laut yang telah diberikan Allah. (red)














