Sidoarjo, (kabarsidoarjo.com) – Pemkab Sidoarjo mengharapkan keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sidoarjo, dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) sebagai wadah komunikasi para tokoh lintas agama dan suku. Menjaga kebhinekaan di Sidoarjo khususnya.
Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, pluralisme di Sidoarjo harus dikawal bersama. Untuk menjaga kerukunan dan perdamaian masyarakat di Sidoarjo.
“Keberadaan organisasi lintas agama dan suku menjadikan khasanah budaya Indonesia tetap terjaga baik dalam naungan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Gus Muhdlor, sapaan akrab Bupati Sidoarjo, Senin (01/08/2022).
Menurut dia, menjaga hubungan baik sesama manusia, menjadi agenda utama. Meski disadarinya, adanya perbedaan agama, suku, budaya dan antar golongan, adalah sebuah realitas yang tidak bisa dihindari.
Data terhimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sidoarjo tahun 2021, penduduk Sidoarjo mencapai lebih dari 2,2 juta jiwa. Penduduk Sidoarjo sebanyak itu pun berasal dari latar dan identitas yang beragam dari suku, agama, dan budaya tertentu.
“Kami ingin semuanya bisa hidup rukun berdampingan,” harap Bupati yang baru menerima gelar kehormatan Kanjeng Raden Aryo Tumenggung (KRAT) dari Kraton Surakarta baru-baru ini itu.
Oleh itu, ia berkomitmen menjadikan Sidoarjo kota yang aman, kondusif, terbuka dan toleran.
“Segala bentuk diskriminasi tidak boleh terjadi. Semua sama dihadapan negara. Kita hidup dalam bingkai NKRI dan Pancasila,” ujarnya.
Lebih lanjut, seni kebudayaan juga telah menarik perhatian Gus Muhdlor. Misalnya, Ia beri apresiasi terhadap peran tokoh seniman dan budaya Moenali Patah, yang adalah tokoh seniman legendaris asal Sidoarjo di dunia Ludruk dan Tari Remo ini.
Termasuk seni hadrah, yang akan terus didorong perkembangannya. Seni yang memanfaatkan alat terbang itu, dapat lebih digandungi oleh kaum muda. Tak selalu identik dengan kesenian yang didominasi orang tua. (Eko Setyawan)