DEWAN-Gara gara mengajar di dua tempat, Sriatih (32) Guru Matematika SMK PEMUDA Krian, kini menghadapi pilihan sulit. Pasalnya, pihak Sekolah Kejuruan PEMUDA Krian melayangkan surat peringatan bagi dirinya untuk memilih satu tempat mengajar. Ironisnya, dalam surat peringatan yang di tanda tangani langsung Sarwo Edi SPd selaku Kepala Sekolah tersebut, memberikan teguran keras berupa pemberian hak mengajar Sriatih 0 jam atau dibebas tugaskan.
Saat ditemui di komisi D DPRD Sidoarjo, guru yang sudah mengajar sejak 2001 lalu ini, mengaku tertekan dengan turunnya surat peringatan dari sekolah itu. Apalagi sejak turunnya surat teguran keras per tanggal 1 Agustus lalu itu, dirinya tidak mendapatkan klarifikasi yang memuaskan dari pihak sekolah maupun pihak yayasan yang menaungi SMK PEMUDA.”Memang sebelum surat ini turun, saya di suruh milih satu diantara dua sekolah yang saya tempati. Namun pilihan itu saya tolak karena banyak teman guru yang mendua tapi tidak pernah ada teguran,” terang Sriatih.
Masih menurut guru yang pernah mendapat predikat guru berprestasi tahun 2005-2006 ini, mestinya pihak sekolah memberikan peringatan berupa teguran tertulis dulu sebelum turunnya surat teguran 0 jam yang cukup keras itu. Pasalnya, dengan surat itu, dirinya kini tidak bisa mendapatkan penghasilan untuk biaya keluargannya.”Sebelumnya, saya bisa mengajar hingga 40 jam perbulan dengan penghasilan Rp 1 Juta. Kini dengan turunnya surat itu, hilang sudah gaji saya,” terangnya.
Apa yang dilontarkan Sriasih terkait gaji bulannya tersebut bukan tanpa sebab. sebelum turunnya surat pasalnya, perhitungan gaji yang di dapatkannya selaa bertugas di SMK PEMUDA Krian dihitung perjamnya.
Sementara itu, salah satu anggota Komisi D Nur Ahmad Sayfuddin menegaskan, apa yang di alami Sriasih ini akan ditindak lanjuti secara persuasif melalui pihak sekolah dan yayasan. (Abidin)
