SIDOARJO– Kabupaten Sidoarjo menjadi tempat awal ujicoba penanaman padi Hibrida Varietas Sembada B3 oleh Dinas Pertanian Jawa Timur. Tepatnya di Desa Gedangrowo, Kecamatan Prambon Sidoarjo.
Kegiatan Panen Trial tersebut dilaksanakan pada 3/9 dengan luas lahan 5 ha oleh Kepala Dinas Propisi Jawa Timur Wibowo Eko Putra dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Ir. H. Sutarto Ali Moeso, MM.
Konsultan PT Biogene wilayah Jawa Timur Ir. Nasikin, MM selaku pemasok benih/produsen benih menjelaskan bahwa keinginan adalah untuk mampu bermitra dengan para petani untuk meningkatkan produktivitas dan produksi yang sekaligus bisa meningkatkan kesejahteraan para petani.
“Tahun ini kita memulai untuk penanaman padi Hibrida di Desa Gedangrowo, Kita harapkan pada tahun depan(2010) akan targetkan sekitar 500 kwintal produksi dalam negeri. “ terangnya.
Masih menurut Ir Nasikin Pilihan uji coba penanaman di Sidoarjo, di maksudkan karena wilayahnya dekat dengan Surabaya, sehingga untuk melakukan pengawasan lebih mudah . Selain itu, letak geografis Sidoarjo dipandang sangat cocok untuk pengolahan padi, termasuk dari sisi pengairan, tanah, serta serangan hama penyakit.
“Tetapi tidak lepas dari itu saja, masih banyak faktor. kita juga akan mencari lokasi lain, dan saya yakin nantinya pasti tidak sama dengan Sidoarjo, lain wilayah lain pula keadaan lahannya.” tukas Ir Nasikin lagi.
Lebih lanjut dijelaskan, untuk ujicoba ini dalam 1 ha membutuhkan benih sekitar 12 hingga 15 kg. umur mulai persemaian sekitar 93 hari setelah tanam. Untuk prediksi calon benih (F1) per ha kering sawah diperkirakan mencapai 3,02 ton. Angka ini diperoleh berdasarkan perhitungan jumlah anak produktif per rumpun. Populasi tanaman per ha, berdasarkan jarak tanam,
Sembada B3 produksi PT Biogene Plantation telah dilepas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 722/Kpts/SR.120/5/2008. Tujuan trailnya untuk memperoleh waktu, cara dan metode yang tepat dalam proses produksi benih(F1) padi Hibrida Sembada B3 sesuai dengan karakteristik lokasi setempat. Sedang rencana tindaklanjutnya adalah merangcang dan menjalin kerjasama dengan kelompok tani dalam rangka memproduksi benis skala besar untuk mendukung program kemandirian pangan dan peningkatan kesejahtaraan petani.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Ir. H. Sutarto Ali Moeso, MM mengatakan, secara garis besar bahwa kebijakan pemerintah dalam peningkatan produksi salah satunya adalah kita harus mampu mingkatkan produtivitas. Kalau kita berbicara peningkatan produktuvitas erat kaitannya dengan teknologi. Sedang teknologi salah satunya adalah pemilihan benih yang berkualitas unggul, bermutu dan produtivitas tinggi.
“Begitu juga setiap varitas memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dan kekurangan itulah tugas para petani untuk meramu sedemikian rupa sehingga kelebihannya dapat dicapai, dan kekurangannya dapat kita kurangi.” terangnya (Abidin)














