PRAMBON– Dendam kesumat yang sudah disimpan sekian lama oleh Puji (39), warga Dusun Cangkringan Kecamatan Prambon Sidoarjo terhadap Pawi (75) ayah tirinya akhirnya meledak.
Hal ini seiring terjadinya tragedy pembunuhan yang dilakukan tersangka Puji yang nekad membacok Pawi di bagian kepala belakang serta kedua tangannya hingga tewas Sabtu (28/11)
Sastro, salah seorang keluarga dekatnya menegaskan jika ketidakakuran Puji dan Parwi sudah berlangsung lama.
”Keduanya kerap berselisih dan bahkan saling mengancam. Itu terjadi sejak ibunya yang bernama Poniti dinikahi Parwi sekitar tahun 1975.” Terang sastro
Parwi diakui kerap memaki dan memukul ibunya. Apa yang dilakukan Parwi didengar oleh Puji yang merupakan anak tunggal Poniti. Dan berbagai permasalahan rumah tangga, Poniti kerap mengutarakan kepada Puji.
Puji pun Menyiapkan rencananya membalas kelakuan bapak tirinya itu dengan terlebih dahulu membeli 1/4 kg cabe, lalu cabe itu dihaluskan dan direndam dengan air, untuk menetralisir kesaktian bapak tirinya yang dikira mempunyai ilmu kekebalan itu.
Sebelum melakukan pembunuhan, Puji terlebih dahulu mengasah sebilah parang. Saat Parwi berdiri di depan teras, Puji datang dan menyiramkan air cabe itu ke muka Parwi.
Parwipun emosinya memuncak dan menyusul Puji ke dalam rumah hingga terjadi adu mulut dan pertikaan diantara keduanya terjadi di dalam rumah yang terkunci.
Selang beberapa menit kemudian, Puji keluar dengan kondisi tangannya yang bersimbah darah, dengan sedikit penyesalan di hadapan warga, Puji akhirnya menyerahkan diri kepada petugas polisi yang sudah berada di TKP.
Kasatreskrim Polres Sidoarjo AKP Agung Pribadii menegaskan, pembunuhan ini didorong adanya motif dendam lama, karena beberapa kali diantara keduanya sering terlibat cekcok dan saling ancam.
“Korban dibunuh dengan cara dibacok dibagian belakang kepala, dan kedua tangannya,” ujarnya usai oleh TKP. (KB1)