BUDURAN (kabarsidoarjo.com) Limbah gergajian kayu selama ini biasanya hanya digunakan untuk bahan pembakaran namun di tangan orang yang memiliki naluri bisnis limbah gergajian kayu bisa dijadikan bahan budidaya jamur dan menghasilkan uang yang tidak sedikit nilainya.
Desa Wadungasih Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo, saat ini ditetapkan pemerintah setempat sebagai kampung jamur, sebab puluhan warga di desa tersebut saat ini menggeluti budidaya jamur.

Budidaya jamur ini awalnya dilakukan sunarto sejak tahun 2003, melihat bisnisnya semakin maju warga di sekitarnya pun meniru melakukan hal yang sama. Cara budidaya jamur ini, tidak terlalu sulit yaitu cukup dengan mengumpulkan limbah gergajian kayu dalam plastik ukuran tertentu. Selanjutnya, gergaji kayu sudah masuk plastik yang disebut bungkus spora atau kantong jamur apabila pengaturan suhu cocok dalam waktu 35 hari sudah muncul jamur.
“Dari bungkus spora tersebut akan muncul jamur yang memiliki nilai jual tinggi, “ ujar Sunarto, Ketua kelompok tani jamur “ Maju Makmur” Jumat (11/6/2010).
Dari hasil budidaya, untuk 1000 bungkus spora setiap panen yang dihasilkan, sedikitnya tiga hingga lima kilogram setiap harinya. Dalam kondisi cuaca cocok seperti musim hujan panen jamur bisa meningkat tajam.
“Yaitu 15 kilogram setiap harinya,” tambah Wiwik Ekowati istri Sunarto.
Di pasaran, setiap kilogram jamur ini harganya 12 ribu rupiah dalam sebulan wiwik bersama sunarto suaminya bisa mendapatkan penghasilan dari budidaya jamur sedikitnya tiga juta rupiah per bulan. Selama ini hasil budidaya jamur ini hanya bisa memenuhi permintaan pasar lokal kawasan sidoarjo, sebab saat ini permintaan jamur di pasaran sangat tinggi, karena nilai gizi jamur sangat tinggi.
“Nilai gizi jamur sangat banyak, antara lain karbohidrat berbagai mineral seperti kalsium, kalium, fosfor dan besi serta vitamin B, B1, dan C, “ pungkasnya. (Arip)