SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)– Cuaca yang tidak menentu saat ini, dirasa petani garam Sidoarjo cukup merasahkan.
Bagimana tidak, jika sebelumnya, antara bulan Juli hingga September petani garam sudah merasakan panen ber ton-ton garam, namun kali ini mereka sama sekali belum merasakan hasil panen.

Menurut Khulaim Junaedi Ketua asosiasi petani tambak Sidoarjo yang juga salah satu pemilik lahan garam menegaskan, mestinya bulan Agustus ini dirinya sudah melakukan panen garam seperti tahun tahun sebelumnya.
Namun akibat guyuran hujan yang tiba tiba dating, membuat NaCL ( bakalan garam ) yang mulai mengkristal, lebur lagi menjadi air.
“Normalnya kita bisa panen antara 10 ton hingga 15 ton pada bulan ini, namun nyatanya kristal garam kita kembali cair tersapu air hujan,” ulasnya.
Dampak dari gagalnya panen garam ini, mendorong pergerakan harga garam di pasaran semakin mahal.
Jika sebelumnya, 1 kg garam Curai dihargai antara Rp 100 hingg Rp 150, kini harganya bias naik sampai Rp 200 Kg nya.
“Para petani juga mengalami kerugian tenaga dan biaya, karena kristal garamnya hancur,” ujar Khulaim lagi.
Selain Khulaim, kerugian yang sama juga di alami Abdullah petani garam asal Desa Tambak Cemandi Sedati.
Gara gara guyuran air hujan, garam miliknya yang siap dipanen, menjadi rusak.
“Dengan kondisi ini, kita berharap satu bulan penuh cuaca panas. Kalau tidak mungkin garam akan semakin mahal,” tegasnya.(Abidin)