SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Pembangunan replika piala adipura yang segera akan dibuka secara umum, ternyata tidak selamanya membuat warga Sidoarjo bangga.
Pasalnya, keberadaan monument kebersihan itu, dianggap belum mencerminkan kondisi lingkungan Sidoarjo , yang masih berkutat pada persoalan sampah.
Seperti yang disampaikan anggota komisi C DPRD Sidoarjo Emir Firdaus, saat ditemui di ruang komisi, Senin (4/10/2010).

Menurut Emir Firdaus, jika mau jujur, persoalan kebersihan di Sidoarjo, masih merupakan persoalan utama yang harus segera dituntaskan, ketimbang pembangunan monumen Adipura itu.
Apalagi menurut Emir, saat ini jumlah tempat pembuangan sampah sementara di kampung-kampung, masih cukup minim dibanding volume sampah yang ada.
“Ini yang harus difikirkan, karena masih banyak sampah sampah yang belum bisa diangkut secara maksimal,” ulasnya.
Masih menurut Emir, saat ini pengambilan sampah sampah yang ada di kampung-kampung, terbilang masih terlambat dilakukan oleh truk pengangkut sampah DKP.
Bahkan ada pembuangan sampah di wilayah Candi, yang baru diangkut lima bahkan tujuh hari sekali.
“Apakah ini layak jika dinilai dengan pembangunan monument itu,” Tanya Emir.
Sebenarnya soal konsep monumen kebersihan, pihak dewan pernah memberikan usulan pembangunan konsep taman air mancur untuk menambah lokasi wisata keluarga.
Namun karena pemkab ngotot menggabungkan monumen dengan taman air mancur, maka berdirilah monument adipura itu.
Sementara itu menurut ketua komisi C DPRD Sidoarjo Nur Ahmad Sayfuddin, keberadaan monument adipura itu, hendaknya dijadikan pengingat warga Sidoarjo untuk bisa menjaga kebersihan lingkungan menjadi lebih baik.
Dan kalau bisa, Masyarakat diharapkan turut membantu secara maksimal dan dengan kesadarannya, menciptakan lingkungan yang lebih bersih.
“Jika ini dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan, kita akan mendapatkan piala adipura lagi,” tutup Nur Ahmad. (Abidin)