SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Keberadaan batik Jetis milik Kabupaten Sidoarjo dengan ciri khas motif daunnya, ternyata masih dianggap kurang inovatif oleh beberapa kalangan.
Salah satunya yang dilontarkan Mashuri, sekretaris komisi D DPRD Sidoarjo.

Menurut poltisi dari Fraksi Demokrat ini, jika mau bicara jujur, motif batik Jetis Sidoarjo, terbilang biasa dengan corak itu-itu saja.
Dan ini menurutnya, menjadikan minimnya respon dari para pecinta batik, untuk menggunakan batik milik Sidoarjo ini.
“Motifnya selalu sama, dan ini yang membuat batik Jetis kurang diminati di pasaran,” lontarnya.
Masih menurut Mashuri, kritikan terhadap minimnya kreasi motif batik Jetis ini, bukan dimaksudkan untuk menjatuhkan hasil seni warga Sidoarjo khususnya pengerajin batik kampoeng Jetis.
Namun, semata-mata untuk memberikan semangat, agar ada perubahan inovasi motif batik Jetis tanpa meninggalan corak khas batik Jetis itu sendiri.
“Kalau memang dimungkinkan, contoh kreasi batik dari wilayah lain namun tetap memasukkan ciri dasar batik Jetis. Dan ini bukan plagiat,” ulas nya lagi.
Selain minim inovasi, kurangnya kordinasi antara dewan kesenian daerah dengan para pengerajin batik Jetis Sidoarjo, juga menjadi faktor utama minimnya kreatif ide corak batik Jetis Sidoarjo.
Dan ini harus segera dibenahi, agar terjadi komunikasi aktif demi memasarkan batik kebanggaan Sidoarjo ini.
“Sangat disayangkan jika keberadaan Dewan Kesenian Daerah belum bisa menjadi corong utama pemasaran batik Jetis ini,” lontar pria yang gemar menggunakan batik ini.
Selama ini, sebenarnya sudah ada langkah memasarkan batik Jetis dari pemkab Sidoarjo.
Seperti himbauan menggunakan batik tiap kamis dan Jum’at bagi Pegawai Negeri Sipil dan anggota dewan.
Namun himbauan itu ternyata kurang efektif, dengan masih banyaknya anggota dewan yang enggan menggunakan baju batik khususnya batik Jetis.
“Ini soal nilai seni, bukan karena jenis batiknya,” tutup Mashuri. (Abidin)