SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)-Beratnya beban pasien penderita Hemodealisa yang mesti melakukan operasi cuci darah hingga dua kali dalam seminggu bahkan bertambah berat beban ketika tidak masuk dalam database SKTM, membuat ketua DPRD Sidoarjo H.Dawud Budi Sutrisno SH.MHum melontarkan ide sosial menarik.

Yakni menggantikan SKTM tersebut dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan catatan yang bersangkutan adalah warga Sidoarjo.
“Pasien cuci darah itu pasti akan jatuh miskin meskipun sebelumnya termasuk orang cukup. Untuk itu perlu diberikan kemudahan saat berobat dengan hanya menunjukkan KTP Sidoarjo saja,” tutur Dawud Budi.
Penggantian SKTM dengan KTP ini lanjut Dawud, semata-mata menghindari kejadian penolakan pasien cuci darah oleh RSD Sidoarjo yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.
Pasalnya, penanganan pasien Hemodealisa itu, mesti rutin dilakukan agar usia harapan hidupnya bisa panjang.
“Kita sudah sama-sama tahu, akibat penolakan itu, nyawa warga kurang mampu yang terkena gagal ginjal akhirnya tidak bisa diselamatkan,” tegasnya lagi.
Sementara itu Pemerintah kabupaten Sidoarjo berencana menambah anggaran untuk keperluan pengobatan warga miskin.
Pengajuan anggaran yang diperuntukkan warga kurang mampu itu diajukan sekitar Rp 5 miliar.
“Untuk keperluan pengobatan grat is warga kurang mampu, pada PAK nanti akan kita ajukan sekitar Rp 5 miliar,” ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Sidoarjo Vino Rudy Muntiawan.
Dari data yang dihimpun, saat ini pemkab Sidoarjo menggelontorkan anggaran perbulannya sekitar Rp 2,9 miliar.
Dana itu untuk keperluan membiayai warga miskin yang dibiayai gratis di Rumah Sakit Daerah (RSD) Sidoarjo.
“Selama setahun anggaran untuk kesehatan gratis ini totalnya sekitar Rp 28 miliar. Bulan kemarin saya juga teken untuk pencairannya sekitar Rp 2,9 miliar,” ujar Bupati Sidoarjo H.Saiful Ilah.(Abidin)