SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Ricuh pemasangan papan hak lahan pasar tradisional Desa Bluru Kidul antara pedagang pasar yang di back up buruh dengan pihak Puskopkar, ternyata memicu unjuk rasa pedagang pro relokasi, Rabu (18/3/2015) petang.

Puluhan pedagang pro relokasi yang memilih berdagang di pasar bluru baru, meminta relokasi pasar lama untuk segera dilakukan.
“Kami malu pasar bikin macet jalan.Pedagang setuju relokasi, karena memang pasar baru cukup positif,” tutur Suwito, salah satu pedagang.
Masih menurut Suwito, penolakan relokasi oleh sebagian pedagang, akibat adanya provokasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Untuk itu, harus ada upaya tegas dari pihak terkait, agar tidak ada gejolak di lokasi lahan.
“Tangkap provokatornya,” ujar Suwito.
Seperti diketahui relokasi pasar tradisional Bluru Kidul Kecamatan Sidoarjo berlangsung ricuh, Rabu (18/3/2015).
Pedagang yang diback up FSPMI (Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia), menolak pemasangan papan hak milik tanah Puskopkar sesuai sertifikat HGB no 4358 dan no 4359.
Sempat terjadi bentrok antara pedagang dengan perwakilan dari Puskopkar, yang ingin memasang papan tersebut.
Salah satu petugas keamanan pedagang sempat terjatuh didorong beberapa orang dari Puskopkar.
Kondisi semakin ribut, ketika linggis yang digunakan untuk menggali tanah, dijadikan rebutan kedua belah pihak.(Abidin)