SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)-Semakin susutnya lahan pertanian di Kabupaten Sidoarjo akibat perkembangan perumahan maupun industri, membuat H.Widagdo ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Sidoarjo buka suara.
Ditemui di ruang kerjanya, Widagdo mendorong pemerintah daerah untuk mempertahankan kawasan pertanian di Sidoarjo, agar stabilisasi pangan di Sidoarjo tetap terjaga.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan Pemkab menurut Widagdo, adalah dengan membeli lahan pertanian milik petani yang sengaja mau dijual.
“Jika dibeli pemerintah, maka lahan itu akan bisa dipertahahkan sebagai lahan pertanian. Dan nantinya bisa digarapkan lagi ke petani dengan sistem bagi hasil,” tutur Widagdo.
Masih menurut Widagdo, jika banyak lahan pertanian dijual dan dibeli investor untuk perumahan, maka kebutuhan pangan akan semakin menipis.
“Kita tidak bicara saat ini, namun kebutuhan anak cucu kita ke depan,’ ulasnya.
Dari data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sidoarjo, kondisi eksisting lahan pertanian di Kabupaten Sidoarjo hanya 22.250 ha dari total luasan kabupaten yang mencapai 71.420 ha.
Lahan pertanian tersebut tersebar di 18
kecamatan.
Namun beberapa daerah menjadi andalan produksi pangan, seperti Kecamatan Tarik, Wonoayu, Balongbendo, Krembung, Sukodono, Jabon dan Tulangan.
Sedangkan kecamatan lainnya seperti Gedangan, Waru dan Buduran lahannya makin menyusut.
Makin menyusutnya lahan ini memang ironis di tengah kebutuhan pangan yang meningkat di Sidoarjo. Setidaknya kebutuhan beras masyarakat Sidoarjo sekitar 250 ribu-300 ribu ton/tahun.
Sekarang kondisinya baru mencukupi sekitar 239 ribu ton.
“Selama ini kekurangannya diambil dari daerah lain seperti Gresik, Lamongan, Ngawi dan Mojokerto,” tutur Kepala Bidang Tanaman dan Pangan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan (DP3) Sidoarjo, Nurwatiningsih. (Abidin)















