SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Sidoarjo, akhirnya menetapkan mantan Sekretaris Disporabudpar Kabupaten Sidoarjo, Mulyadi, sebagai tersangka kasus dugaan penyimpangan pembangunan track sepeda ekstrem di Jalan Lingkar Timur (JLT) Kabupaten Sidoarjo, Rabu (4/10/2017).
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Sidoarjo, Kompol Muhammad Harris mengatakan, Setelah melakukan penyidikan dan mengumpulkan barang bukti dan melakukan kordinasi dengan pihak kejaksaan, pihaknya menemukan bukti permulaan yang cukup untuk menaikkan status tersangka kepada yang bersangkutan.
“Dari hasil penyidikan, kita temukan dengan jelas bahwa ada penyerapan dana meskipun pekerjaan belum selesai. Dan lagi ada dugaan kuat , pemalsuan cap dari salah satu pegawai konsultan. Hari ini kita tetapkan Mulyadi sebagai tersangka,” jelas Harris.
Masih menurut Kompol Harris, hingga saat ini pihaknya terus melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak yang diduga ada keterkaitan dengan pembangunan track sepeda ekstrem ini.
“Kami sudah lakukan pemeriksaan terhadap pihak yang berkompeten dalam proyek ini. baik dari pihak Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Sidoarjo selaku Satuan Kerja, PT Indra Kila Selaku Konsultan perencana dan PT Sinar Cemerlang yang merupakan rekanan pemenang tender,” ungkapnya.
Masih menurut Haris, Dari hasil audit terdapat kerugian negara sebesar Rp 578 juta lebih.
Berkas sudah dilengkapi dan ada barang bukti uang Rp 150 juta yang disita dari masing-masing perorangan.
“Salah satu petinggi PT IK berinisial M, diduga kuat melakukan pemalsuan cap stempel. Kita akan lakukan pengembangan kasus dan terus melakukan kordinasi dengan kejaksaan,” ujar Harris.
Untuk tersangka saat ini tidak ditahan, karena cukup koorperatif dan tidak menyulitkan.
“Tersangka juga sakit dan tidak menyusahkan saat diperiksa,” ungkap Kasat Reskrim.
Tersangka dijerat Pasal 2 UU No 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi.
Pembangunan track sepeda ekstrem dipersoalkan itu, dibangun menggunakan APBD Sidoarjo tahun 2015 dengan anggaran Rp 1.797.161.000 yang dikerjakan oleh PT Sinar Cemerlang dan Konsultan Perencanaan PT Indra Kila dengan anggaran Rp 89.221.000.
Beberapa temuan kejanggalan pengerjaan proyek itu, diantaranya penggunaann anggarannya yang terkesan tidak maksimal.
Sebab, dana sebesar itu terlihat hanya digunakan untuk membuat gundukan-gundukan dari tanah sirtu. Keberadaanya saat ini juga dibiarkan terbengkelai dan ditumbuhi ilalang.
Dari pihak PT Sinar Cemerlang hingga saat ini, belum berhasil dikonfirmasi terkait penyidikan yang dilakukan penyidik Polresta Sidoarjo. (Abidin)
