SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Niat Pemkab Sidoarjo meruilslag RPH Krian dengan lahan milik pengembang property di Balongbendo, akhirnya gagal.
Pada pertemuan yang digelar antara Bupati Sidoarjo H.Saiful Ilah SH.MHum, Sekda Ahmad Zaini, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Handajani dan Ketua REI Susilo Effendi pada senin malam kemarin, tidak membuahkan hasil.

Alhasil, rencana ruislag dihentikan dan kembali ke revitalisasi.
“Kembali ke revitalisasi, karena ruislag idak jadi,” jelas Ahmad Zaini Sekretaris daerah.
Terpisah ketua DPRD Sidoarjo H.Sullamul Hadi Nurmawan menyatakan, tukar guling aset pemerintah daerah harus mendapat persetujuan DPRD
Ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Daerah yang diubah menjadi Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo Sigit Setyawan mengatakan, Pemkab sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 22 miliar.
Anggaran tersebut dibagi, Rp 13 miliar untuk pembangunan gedung, sedangkan sisanya Rp 9 miliar untuk pengadaan alatnya.
Sigit menjelaskan, pengembangan dilakukan untuk meningkatkan kualitas daging.
Sistem pemotongan sapi dilakukan dengan cara yang berbeda. Jika biasanya secara manual dengan menggunakan jagal, kali ini akan diubah dengan menggunakan alat potong.
“Dengan begitu ukuran potongan daging akan sama dan kualitasnya jauh lebih baik,” katanya.
Dengan alat ini, target pemotongan sapi di Sidoarjo akan meningkat.
Saat ini setiap hari RPH Krian bisa memotong sekitar 60 sapi.
Jika revitalisasi selesai, diperkirakan 100 ekor sapi setiap hari yang akan dipotong.
“Bahkan bisa lebih,” imbuhnya. (Abidin)















