Sidoarjo (Kabarsidoarjo.com) – Sampah pasar di Sidoarjo menyumbang 8-10 persen sampah di TPA Jabon. Atau sekitar 50- 60 ton perhari sampah yang dihasilkan dari setidaknya 19 pasar se Kabupaten Sidoarjo.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mendorong Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan untuk memecahkan persoalan tersebut. Targetnya sampah yang dihasilkan dari pasar-pasar yang dikirim ke TPA Jabon berkurang signifikan sekitar 30 persen atau 15 ton perharinya.
Putra KH. Agoes Ali Masyhuri itu juga minta UPT BLUD yang khusus menangani sampah TPA Jabon segera dibentuk. Menurutnya, dengan dibentuk BLUD penanganan persoalan sampah bisa lebih difokuskan.
Saat ini sampah yang dikirim ke TPA Jabon, mulai dari sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh kegiatan masyarakat serta sampah pasar perharinya mencapai 600 ton. Sebagiannya diolah menjadi bahan bakar alternatif RDF Briket. Sampah yang diolah menjadi briket perharinya tidak lebih dari 10 ton.
Gus Muhdlor mengingatkan, terbatasnya kemampuan mengolah sampah di TPA Jabon menjadi briket membutuhkan solusi cepat. Sedangkan masa operasional Sanitary landfill juga memiliki batas kemampuan. Bupati alumni FISIP Unair itu memperkirakan masa efektif operasional Sanitary Landfill hanya 5 sampai 7 tahun. Biayanya pun dinilai sangat besar.
Oleh sebab itu, Bupati Gus Muhdlor minta DLHK Sidoarjo gerak cepat membentuk prototipe pengelolaan sampah yang ideal di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) dan di Pasar. Selanjutnya, direplikasikan ke semua TPST dan pasar se Sidoarjo.
“Umur teknis TPA sangat tergantung pada jumlah sampah yang ditampung. Bila melihat kondisi sekarang diperkirakan umur efektifnya 5-7 tahun saja. Kecuali volume sampah yang dikirim ke TPA Jabon berkurang signifikan. Penanganan sampah harus dilakukan mulai dari hulu, mengandalkan TPA Jabon saja tidak mungkin karena kapasitasnya sangat terbatas,”ucap Gus Muhdlor saat membuka Workshop Pengelolaan Sampah di Aston Hotel Sidoarjo, Rabu, (7/9).
Workshop yang diikuti oleh pegiat lingkungan tersebut menggandeng UNDP (United Nations Development Programme). National Project Manager Restore UNDP Saputra Liadi juga hadir dalam kesempatan itu. (Eko Setyawan)