Sidoarjo –(KABARSIDOARJO.COM) Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, SMA Wachid Hasyim 2 Taman menampilkan sebuah pertunjukan drama kolosal monolog bertajuk “Merdeka Sepanjang Masa”. Pementasan ini menjadi simbol semangat juang yang tak lekang oleh waktu, terinspirasi dari sosok KH. Munir Hasyim Latief, sang komandan Laskar Hizbullah.
Pengarah drama kolosal, Gatra Prasojo Sasmito A., S.Pd., yang juga merupakan guru seni musik di SMA Wachid Hasyim 2 Taman, menjelaskan bahwa karya ini merupakan bentuk ekspresi dari spirit kemerdekaan yang bersifat lintas generasi.
“Kami mengusung konsep trilogi dalam pertunjukan ini, dengan latar tiga masa: masa lalu, masa kini, dan masa depan. Di masa lalu, para pejuang rela bergerilya dan bertaruh nyawa demi membebaskan bumi pertiwi dari penjajahan,” ujar Gatra.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa semangat perjuangan tersebut tetap relevan hingga kini. Meski bentuknya berubah, nilai-nilai yang diperjuangkan tetap sama.
“Saat ini pun kita masih terus bergerilya, namun bentuknya berbeda. Kita melawan angkara murka yang mewujud dalam ketidakadilan, hawa nafsu, egoisme, serta berbagai persoalan moral dan sosial. Dan pada kenyataannya, sampai akhir zaman pun kita akan terus berjuang,” tambahnya.
Drama kolosal ini tidak hanya menjadi pertunjukan seni semata, tetapi juga sarana pendidikan karakter, refleksi spiritual, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan. Menurut Gatra, kemerdekaan sejati bukan hanya terbebas dari penjajahan secara fisik, tetapi juga dari belenggu hawa nafsu dan ketidakadilan dalam diri manusia.
“Sebagai manusia, kita wajib memperjuangkan kemerdekaan diri, kemerdekaan bersama, dan kemerdekaan semesta raya. Merdeka yang sesungguhnya adalah dia yang mampu mengendalikan hawa nafsunya sendiri,” tutupnya.
Pertunjukan ini melibatkan ratusan siswa dari berbagai tingkat, serta merupakan hasil kolaborasi lintas mata pelajaran. Penampilan tersebut disambut meriah oleh para tamu undangan, guru, dosen, mahasiswa, serta turut hadir dalam acara tersebut.
Menariknya, drama kolosal ini ditampilkan usai upacara bendera yang diikuti oleh seluruh siswa YPM Komplek Ngelom-Megare, mahasiswa Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA), para guru dan dosen, serta Dzurriyyah (keturunan) KH. Munir Hasyim Latief, yang secara khusus hadir untuk menyaksikan pertunjukan ini.(KS2)