SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Pembebasan lahan untuk pembangunan proyek tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) ternyata masih mengalami kendala.
Ini setelah puluhan warga Bungurasih Tengah dan Bungurasih Barat, tetap menolak harga ganti rugi sebesar Rp 850 ribu / meter yang ditawarkan tim pembebasan lahan.

“Kita minta tidak ada perbedaan harga ganti rugi lahan kami dengan lahan warga yang lain,” terang Abdi Muhith salah satu warga saat hearing dengan komisi A DPRD Sidoarjo, Selasa (14/3/2011).
Menurut Abdi Muhith, saat penawaran pertama kali harga ganti rugi pembebasan lahan tol Sumo sekitar bulan Juni 2010, warga ditawari ganti rugi sebesar Rp 450 ribu / meter.
Selanjutnya pada bulan Agustus 2010, harga penawaran pertama naik menjadi Rp 850 ribu / permeter, namun sebagian warga masih menolak untuk melepas tanahnya.
Penolakan warga ini, didasari adanya ketimpangan nilai ganti rugi dengan warga lain, yang angkanya mencapai Rp 2.526.000 / meter.
“Angka itu sebenarnya SKnya sudah keluar sebelum kita ditawari nilai Rp 850 ribu / meter. Dan ini yang membuat kita keberatan melepas tanah kami,” terang Abdi Muhith.
Sementara itu dalam hearing antara warga dengan komisi A DPRD Sidoarjo, belum ada kesepakatan untuk harga ganti rugi yang diminta warga ini.
Menurut Sekretaris komisi A DPRD Sidoarjo, yang membuat tidak adanya kesepakatan itu, karena permintaan ganti rugi warga tidak sesuai dengan kondisi status tanahnya.
“Dari pengakuan tim pembebasan , tanah warga ini statusnya tanah sawah dan harga Rp 850 ribu/meter, adalah harga appraisal paling tinggi untuk harga tanah sawah,” tutur Adi Syamsetyo.
Sekedar diketahui, proyek tol Sumo bakal melewati empat kota/kabupaten yakni Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto.
Proyek yang dikerjakan sejak 2006 lalu ini, memiliki nilai investasi mencapai Rp 2,953 triliun.
Proyek ini dibagi empat seksi, seksi I Tol Waru-Sepanjang (4,5 km), seksi II Sepanjang-Krian (6,1 km), seksi III Driyorejo-Krian (7,17 km), dan seksi IV Krian-Mojokerto (18,5 km). (Abidin)