SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)-Semangat perolehan deviden sebesar 40 persen dari nilai penyertaan modal pemerintah kabupaten Sidoarjo yang saat ini sudah masuk sebesar Rp 96,5 miliar dan bakal ditambah dengan total penyertaan modal Rp 175 miliar ke bank Jatim, ternyata masih sebatas wacana.

Pasalnya, instrument untuk mendapatkan deviden sebesar 40 persen itu, cukup banyak dan saling terkait satu sama lain.
Diantara instrument itu adalah hasil RUPS bank Jatim dan kondisi saham bank Jatim di bursa efek Indonesia.
Khusus untuk instrument saham, iming-iming deviden sebesar 40 persen itu mungkin belum akan tercapai.
Pasalnya, perolehan devident yang dihasilkan dari penawaran saham yang diikuti Pemkab Sidoarjo melalui pembelian blue chips (saham type A), saat ini nilainya terus menurun di Bursa Efek Indonesia.
Dari hasil pengamatan di web www.idx.co.id dimana informasi pasar saham BEI berada, saham BJTM (bank Jatim) per tanggal 26 Desember 2012 pukul 16.00 berada pada posisi Rp 360 dari pembukaan awal sebesar Rp 370 perlembar atau turun sekitar 10 point.
Parahnya lagi, saat pertama kali saham type A ini dicantumkan ke bura saham, harganya masih Rp 430 perlembar atau dengan kata lain harga saham BJTM terus menunjukkan trend penurunan hingga saat ini.
Jika merujuk pada nilai perlembar saham hari ini, deviden yang diperoleh Pemkab Sidoarjo sangat mustahil sebesar 40 persen dari nilai penyertaan modal yang diberikan.
“Kalau harga per lembarnya sudah turun, secara otomatis deviden yang diharapkan juga ikut turun,” terang sumber yang enggan disebutkan namanya. (Abidin)