SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Berapa sebenarnya jumlah pasti masyarakat miskni di Kabupaten Sidoarjo ini ? mungkin untuk menjawabnya bisa sedikit sulit.
Pasalnya, antara Pemkab Sidoarjo dan DPRD Sidoarjo khususnya konisi D yang membidangi masasalah kesejahteraan, memiliki data berbeda untuk jumlah masyaraat miskin di Kabupaten ini.

Kabupaten Sidoarjo, mengklaim angka kemiskinan justru semakin menurun tiap tahunnya.
Sesuai dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sidoarjo pada awal 2008 jumlah masyarakat miskin mencapai 9,44 persen atau sekitar 193.394 jiwa dari total jumlah penduduk 1,6 juta jiwa.
Lantas di tahun 2011 turun berkisar antara 7,45 persen, dan angka kemiskinan kembali turun pada tahun 2013 dengan jumlah masyarakat miskin saat ini mencapai 6,97 persen atau sekitar 136.300 jiwa dari jumlah penduduk yang mencapai 2 juta jiwa lebih.
Dari data yang ada, ada tiga kecamatan yang dinilai memiliki jumlah masyarakat miskin yang banyak, yakni, Jabon, Krembung dan Krian.
Dan ini menurut Wakil Bupati Sidoarjo MG Hadi Sutjipto, menjadi salah satu target dari Pemkab Sidoarjo untuk segera melakukan upaya mengentaskan kemiskinan.
”Kita sudah berkoordinasi dengan SKPD agar program-programnya bisa menyentuh masyarakat miskin,” kata Sutjipto yang juga ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Sidoarjo.
Tiga kawasan yang masih rawan dengan kemiskinan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.
Sutjipto mencontohkan misalnya Krian.
Di kawasan ini mengalami pertambahan masyarakat miskin karena ada pertambahan penduduk.
Beda lagi dengan di Jabon yang cenderung masyarakat pinggiran, begitu pula di Krembung.
”Tapi sudah kita optimalkan dengan berbagai bantuan program,” kata mantan Kepala Dispendik Sidoarjo ini.
Sementara itu. klaim beda disampikan Komisi D DPRD Sidoarjo yang membidangi kesejahteraan rakyat (kesra).
Anggota komisi D DPRD Sidoarjo Hadi Subiyanto, membantah data yang dimiliki pemkab karena kemis kinan dari tahun ke tahun justru meningkat.
Hadi menegaskan pertambahan penduduk serta kurang terjalinnya kerja sama antarinstansi dalam program pengentasan kemiskinan tidak berjalan dengan baik.
Hal itu yang mengakibatkan sasaran dari pengentasan kemiskinan tidak tepat.
“Karena itu kemiskinan semakin meningkat dan akan terus meningkat jika kondisinya tetap sama seperti ini,” ujarnya.
Pada 2008 jumlah masyarakat miskin mencapai 9,44 persen atau sekitar 193.394 jiwa dari total jumlah penduduk 1,6 juta jiwa. Kini, Hadi Subianto, mengalami peningkatan menjadi 18,7 persen dari total penduduk sekitar 2 juta jiwa.
“Jadi klaim ada penurunan menjadi 6,97 persen itu belum tepat,” ujar politisi Partai Golkar ini.
Dia mengungkapkan saat ini pihaknya sedang menggodok Raperda Penanggulangan Kemiskinan.
“Jika kemiskinan sudah turun berarti tidak perlu ada Raperda tentang Penanggulangan Kemiskinan lagi.(Abidin)