
SIDOARJO- Pemasangan pipanisasi PDAM di Desa Semambung dan Simoangin-angin Kec Wonoayu terkesan di lakukan secara serampangan.
pasalnya tanah galian dibiarkan menumpuk sepanjang lebih dari 100 meter di bahu jalan dan tidak dikembalikan seperti semula.
Akibatnya, ada beberapa pengguna jalan sempat terjerembab karena minimnya tanda peringatan di proyek tersebut.
“Saya sempat membantu pengendara motor yang berusia uzur, terjungkal di trotoar itu,” terang Mantan anggota DPRD Sidoarjo, H Khoirul Kodirin
Masih menurut Khoirul Kodirin, mestinya jika kontraktornya profesional, maka timbunan tanah tidak ditelantarkan terlalu lama, Tanahnya Cepat digali, pipa dipasang dan diuruk kembali.
“Untuk pekerjaan dengan spesifikasi seperti itu memang harus bisa bekerja cepat, Karena lahan yang digunakan merupakan fasilitas public” tukasnya
Lukman salah satu warga desa Semambung, juga mengeluhkan rekondisi tanah galian yang tidak seperti asalnya. Terlihat bekas galian tersebut bergelombang.
“Kalau sampai keduluan hujan, lahan itu ambles dan ini akan sangat berbahaya bagi pengendara karena bisa terjebak ke dalam kubangan.” Tukas nya
Sementara itu Direktur Umum PDAM Sidoarjo, Abd Basid Lao, menyatakan, pipanisasi itu dibiayai dengan dana DAK (Dana Alokasi Khusus) senilai Rp 20 miliar melalui PU Cipta Karya Pemprov Jatim.
Sasarannya untuk pipa distribusi satu paket dengan pembanguna IPA d Krian berkapasttas 20 liter perdetik 3,6 m jam dengan total dana 23,6 M.
”Bila sudah selesai, akan dipakai PDAM untuk menambah 20 ribu pelangan baru, soal keluhan warga kami tidak berhak menjawab kami hanya mengkomunikasikan dengan pelaksanan proyek,” tukasnya.
Rencananya proyek itu akan di serahkan pada 2010 mendatang (Abidin)














