SIDOARJO- Pekerja perusahaan rokok di Kabupaten Sidoarjo khususnya perempuan, ternyata masih jauh dari kelayakan.
Hal ini terungkap dari hasil studi operasional segregasi kerja dan perlindungan pada industri rokok Sidoarjo oleh Sri Endah Nurhidayati dari Pusat Studi Wanita (PSW) Unair Surabaya.
Menurutnya, dari hasil penelitian yang difokuskan pada permasalahan social gender dalam seluruh sistem produksi industri rokok yang ada, ternyata masih cukup banyak pekerja rokok perempuan yang kurang mendapatkan kelayakan hak sebagai pekerja.
“Hal ini karena kebanyakan sistem kerja dari perusahaan rokok lokal adalah sistem kekeluargaan,” tukas Sri Indah.
Masih menurut Sri Indah, selain sistem ini, status pendidikan yang di bawa para pekerja rokok perempuan itu kebanyakan adalah SMP/Sederajat.
Bahkan tabel strata pendidikan pekerja perempuan perusahaan rokok di Sidoarjo masih menempatkan lulusan SD diatas lulusan SMA.
“Dari 100 pekerja perempuan yang kita wawancarai dengan teknik kuesiner, ternyata lulusan SD mencapai 23 % dan lulusan SMA 18 %. Sedangkan sisanya adalah lulusan SMP dan tidak lulus SD,” tutur Sri Indah lagi.
Untuk itu, setelah melakukan penelitian ini, PSW Unair merekomendasikan beberapa hal kepada perusahaan rokok dan pemerintah untuk mengatasi berbagai persoalan pekerja rokok perempuan ini.
Diantaranya perusahaan diharapkan memberikan perlindungan dan kesejahteraan kerja utamanya kesehatan reproduksi pekerja perempuan.
Serta memberikan hak hak cuti khusus berkaitan dengan hal hal kewanitaan dan memberikan upah sesuai dengan UMR.
“Sedangkan rekomendasi untuk pemerintah, kita harapkan adanya penggalakan koperasi pekerja perempuan di pabrik rokok,” terangnya.(Abidin)