GEDANGAN– Jika tidak ditangani dengan serius, Persoalan pengelolaan sampah di kawasan pedesaan, kerap menjadi masalah serius di lingkungan sekitar.
Namun jika sampah ini ditangani melalui ide-ide kreatif, maka persoalan tersebut bisa menjadi berkah bagi masyarakat sekitar.
Dan ini yang sedang dirintis pemerintah Desa Sawotratap melalui program komposter yang didukung dengan pembuatan tungku pembakaran sampah.
Menurut Kepala Desa Sawotratap Sundahyati,tungku pembakar sampah yang berdiri di kawasan RW 05 Desa Sawotratap ini, memiliki fungsi sebagai pelebur sampah basah yang sulit dijadikan pupuk organik melalui sistem fermentasi.
Diantaranya sampah kain bekas serta sampah sampah lain yang tidak bisa hancur.
“Sampah sampah yang tidak bisa bercampur dalam fermentasi ini, akan kita bakar melalui tungku pembakar yang kita buat. Setelah menjadi abu, kita jadikan satu dengan sampah basah dan kita olah menjadi pupuk,” tuturnya.
Masih menurut Sundahyati, selain tungku pembakar sampah, pihaknya juga akan menyiapkan mesin pencacah sampah untuk mempermudak proses pembuatan pupuk organik.
Sedangkan untuk mempermudah penampungan sampah warga, tanah Desa yang berdiri dibagian barat tungku akan disulap menjadi lahan penampungan dan pemilahan sampah.
“Dengan konsep ini, kita juga bisa memberdayakan masyarakat yang belum bekerja. Karena memang dalam pengolahan sampah menjadi pupuk ini, kita butuhkan 15 petugas pengambil dan pemilah sampah warga,” jelas Sundahyati lagi.
Sementara itu menurut Ir Suhadi kepala unit pengelola lapangan program komposter Desa sawotratap menegaskan, proyek yang menelan biaya sebesar Rp 51 juta ini, diambilkan melalui dana PNPM Mandiri tahun 2009, dan akan beroperasi pada Maret 2010 mendatang.
“Kita akan operasikan dua bulan lagi, saat ini kita sedang menyiapkan sarana pengangkut sampah dan petugas operasionalnya,” ujar pria ramah ini. (Abidin)
