WONOAYU (kabarsidoarjo.com)- Candi Dermo yang berdiri di Kecamatan Wonoayu dengan tinggi 13,5 meter menghadap ketenggara ini ada sejak jaman Majapahit.
Meskipun literatur yang memuat asal usul maupun tahun pembuatanya sangat sedikit sekali, namun warga sekitar percaya bahwa Candi Dermo merupakan candi peninggalan jaman Majapahit.
Jika dilihat dari bentuk bangunanannya, Candi ini mempunyai karakter atau ciri-ciri peninggalan agama Hindu. Itu terlihat sekali dari pintu berundak tinggi yang merupakan ciri khas Candi Hindu yang banyak terdapat di jawa Timur.
Secara keseluruan, Candi Dermo ini merupakan gapura yang berbentuk paduraksan yakni sebuah bagian atapnya terbuat dari batu bata.
Candi Dermo ini juga mirip dengan Candi Bajang Ratu atapnya terpisah seolah-olah ditarik ke kanan dan ke kiri yang dalam ilmu kepurbakalaan disebut Candi bentar atau Candi Belah.
Untuk bagian samping pintu candi dermo juga terdapat sebuah arca batu berbentuk Dewi yang membawa kuncup padma yang mempunyai sayap.
Sayangnya, patung ini sudah tidak dapat dikenali karena beberapa bagian hilang.
Beberapa batu yang berbentuk fragmen arca burung garuda sebagian juga sudah patah. Namun tetap juga masih terlihat bagian kepala dan sedikit bahu serta sayap kanan dan kiri.
Batu ini menggambarkan sebagai garuda dengan mulut terbuka dan diatasnya terdapat guci amerta. Berdasarkan catatan pada laporan Belanda yang ditulis pada tahun 1905-1913 dan tahun 1914-1915,
Belanda sempat merenovasi bagian Candi yang rusak. Namun sayang, renovasi yang dilakukan Belanda justru merusak bentuk asli Candi.

Dikatakan warga sekitar, dulunya Candi ini berfungsi sebagai pintu gerbang menuju bangunan suci. “Kami yakin, bangunan suci ini merupakan tempat pemujaan terhadap raja Majapahit diwaktu itu,’’ ujar Wardoyo Senin (22/03).
Dia juga menyatakan, Candi Dermo sedang dalam perencanaan renovasi dari balai besar peninggalan purbakala Jatim untuk kelestarian budaya di Indonesia.
‘’Tapi pastinya kapan renovasi itu akan dilakukan, saya tidak tahu,’’ ungkapnya (arip