KULINER (kabarsidoarjo.com)-Bubur sumsum dan bubur srinthil, merupakan salah satu jajanan tradisional yang saat ini semakin sulit dijumpai.
Padahal jajanan yang satu ini, memiliki nilai gizi dan kalori yang cukup untuk tubuh kita sebagai penganti nasi.

Akan tetapi bagi warga Porong dan sekitarnya, jajanan ini masih bisa dijumpai.
Salah satu penjual bubur sumsum dan bubur srinthil yang masih tetap eksis, dengan cita rasa tradisional hinga saat ini, adalah warung bubur sumsum dan bubur srinthil kanal Porong.
Warung yang mungil yang terletak disebelah sungai kanal Porong ini, memiliki rasa bubur yang tetap berpegang pada cita rasa tradisional dan tanpa bahan pengawet atau pemanis buatan.
“Rasa buburnya lembut gurih dan gula jawanya asli, warung ini selalu jadi jujukan saya setiap pulang kampung” terang Heru salah sau pelanggan warung bubur sumsum ini.
Warung yang buka mulai jam 12 siang samapi jam 8 malam ini menurut pemilkinya bapak baidowi sudah ada dari 30 tahun yang lalu.
“Awalnya saya buka warung ini sama istri hanya untuk tambahan penghasilan, gak taunya malah jadi berkah sendiri samapi bisa kuliahin anak “ ujar nya
Bubur sumsum dan srinthil diwarung ini disajikan dengan tiga warna putih untuk sumsum yang terbuat dari tepung beras, santan dan parutan kelapa, kemudian hijau yang terbuat dari tepung beras, santan dan diberi pewarna dari daun pandan.
Untuk yang berwarna coklat kemerahan adalah bubur srinthil yang terbuat dari tepung ketan yang dibentuk bulat – bulat, santan dan gula merah, sebagai pelengkap saus yang terdiri dari santal kental dan sirup gula jawa disiram keatas bubur.
Jika anda tertarik untuk mencoba jajanan tradisional yang hampir punah ini cukup sediakan uang Rp 4000 saja, harga yang cukup murah bukan untuk sebuah kelezatan tradisi bangsa yang hampir dilupakan.(Lukitasary)