SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Kesetaraan gender yang telah menjadi isu global, ternyata hingga kini masih belum berdampak pada hak-hak kaum perempuan.
Hal itu dilontarkan Hj Emy Win Hendrarso saat menghadiri HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke 59 di pendopo kabupaten Sidoarjo Jumat (25/6/2010).

Calon Bupati Sidoarjo nomor urut dua ini juga menegaskan, bahwa selama ini perempuan masih menjadi obyek pembangunan.
Padahal mestinya, perempuan sudah saatnya menjadi subyek pembangunan.
“Perempuan harus menjadi subyek pembangunan, dalam arti, pemerintah harus mengetahui apa kebutuhan perempuan baru kemudian dibuat program untuk memenuhi kebutuhan tersebut”, terang Emy Susanti.
Calon Bupati yang diusung partai PAN, Gerindra dan aliansi partai non parlemen ini mengungkapkan, bahwa lambatnya kesetaraan gender terwujud dikarenakan oleh berbagai hal.
Diantaranya adalah sistem Patriarki, dimana laki laki selalu dianggap lebih superior dan dominan.
“Untuk merubah hal ini memang dibutuhkan waktu yang panjang, karena sistem ini sudah membudaya, bahkan tertanam kuat dibenak hampir semua lapisan masyarakat, tak terkecuali kaum hawa,” tegasnya.
Di hadapan sekitar 300 bidan se kabupaten Sidoarjo ini, Hj Emy Win Hendrarso berharap agar Bidan turut andil mengangkat martabat perempuan.
Sebab bidan memiliki kekuatan luar biasa untuk mendobrak budaya yang salah kaprah ini.
“Bidan itu hampir setiap ucapannya dituruti oleh pasiennya, nah, hal tersebut jangan disia siakan. contoh, jika ada pasien memeriksakan kandungan tanpa didampingi suami, sesekali bidan harus bertanya,” tutur Emy lagi.
Sementara itu Retno Indah, salah satu bidan yang hadir menganggap materi yang disampaikan Ning Emy sangat tepat.
Sebab selama ini tak jarang bidan menjalankan tugas tanpa menyadari pentingnya peran bidan dalam kesetaraan gender.
“Benar apa yang disampaikan ibu Win, selama ini banyak pasien yang datang tanpa ditemani suamiya, padahal sudah hamil tua,” ujarnya. (Abidin)












