SEDATI (kabarsidoarjo.com)- Tak kunjung merealisasikan pembangunan rumah, kantor pengembang PT Angakasa Alam Raya (AAR) di Ruko Graha Niaga blok B 5-6 Buduran, diluruk oleh puluhan calon penghuni dari Perumahan Pesona Mutiara Residence (PPMR) di Desa Pepe Kecamatan Sedati, Senin (5/12/2011).
Krisbiantoro salah satu calon penghuni mengungkapkan, kedatangan mereka ke PT AAR untuk menagih janji kepada pengembang untuk mengembalikan uang muka yang telah diberikan.
Namun, hingga saat ini pengembang masih belum menyelesaikan tanggung jawabnya.
“Kami merasa dibohongi dengan janji-janji dari pengembang yang tidak kunjung merealisasikan pembangunan rumah. “, terangnya.
Krisbiantoro menjelaskan, sesuai perjanjian yang dibuat pada Sepetember 2011 lalu, pihak pengembang wajib melunasi setiap bulannya mulai September Rp 50 juta yang diberikan kepada 10 calon penghuni.
Namun, kenyataannya sampai Desember ini baru Rp 50 juta yang diberikan dan itu dibagi untuk 10 calon penghuni.
Seperti diketahui, puluhan calon penghuni merasa kesal dengan pengembang karena tidak kunjung merealisasikan pembangunan rumah sejak 2009 lalu.
Padahal uang muka yang diberikan oleh calon penghuni pengembang sudah banyak yang sesuai dengan syarat pembelian rumah.
Dalam pertemuan tersebut, para calon penghuni dijanjikan akan diberikan sisa pembayaran uang muka dalam beberapa hari kedepan.
Krisbiantoro mengatakan, pihak pengembang berjanji akan mengembalikan uang sesuai dengan surat pernyataan yang telah ditulis.
“Kami hanya minta uang dikembalikan saja, karena telah lama tidak ada kejelasan, ” imbuhnya.
Sementara itu, dari pihak pengembang tidak satupun yang dapat dimintai keterangan.
Pengembang PT AAR, Agus Nasroni juga tidak berhasil dimintai keterangan.
Malahan salah seorang yang diduga sebagai penjaga keamanan di kantor tersebut malah mengusir wartawan dengan marah- marah dan makian.
“Koen iku jek anakku ae, ojok macem- macem. Moleo, aku iki mbahe wartawan. Tak ketoki kupingmu koen. (Kamu itu masih anakku saja, jangan macam- macam. Pulang, saya ini kakeknya wartawan. Tak putus telingamu) ucapnya dengan menunjuk kearah beberapa wartawan dengan kasar keluar dari kantor pengembang. (Arip)