PORONG (kabarsidoarjo.com)- Meskipun tidak seluruh warga korban lumpur meninggalkan titik 25, namun berangsur-angsur warga yang bertahan di titik ini mulai banyak yang memilih pulang.
Ini setelah Khoirul Huda salah satu Korlap GKLL mampu meyakinkan warga korban lumpur untuk mengerti jerih payah perjuangan untuk mendapatkan ganti rugi.
“Kami minta warga tenang dan kembali ke rumah serta meninggalkan tanggul. Namun kalau sampai tanggal 10 Juni tidak ada pencairan, akan kita duduki lagi tanggul ini sampai tuntutan warga di penuhi,” tandas Huda saat mendampingi Bupati Sidoarjo ketika menemui korban lumpur pada Sabtu, (2/6/2012).
Dalam kesempatan ini, bupati berkesempatan membacakan notulen hasil rapat di Mapolres yang tidak ada kepastian ikut campur tangan pemerintah dalam penanganan pelunasan 80 persen, sesudah bupati menghadap ke Menteri PU Joko Kirmanto.
Bupati juga meminta warga untuk meninggalkan tanggul titik 25, namun permintaan ini sempat ditolak warga.
“Tidak. Kita tidak akan meninggalkan tanggul sebelum ada kepastian pemerintah ikut bertanggungjawab soal pelunasan jika ada mandeknya pembayaran dari PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) juru bayar Lapindo Brantas Inc,” teriak warga.
Mendapat penolakan ini, Saiful Ilah meminta kesadaran warga, jika dilakukan pemblokiran tanggul dan BPLS tidak bisa bekerja, tanggul terancam akan jebol dan luberan lumpurnya bisa menenggelamkan Jalan Raya Porong.
“Kalau banyak yang terganggu dengan kondisi itu, siapa yang berdosa. Saya dan sampean (kalian red) semua,” tutur Saiful.
Beruntung, warga yang terlihat agak emosi, ditenangkan oleh Khoirul Huda yang mampu membuat warga luluh dan berangsur meninggalkan titik 25.(Abidin)