SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Krian Joko menolak wacana untuk menampung para pedagang pasar Krian yang terkena musibah kebakaran ke Pasar Baru Krian (PBK).
Meskipun hanya berjarak 100 meter dari kawasan pasar Krian lama, wacana relokasi itu tidak akan dia setujui dengan alasan untuk menghindari dugaan yang tidak-tidak.
“Kalau dipindah ke sana, malah jadi pertanyaan. Saya tidak mau dituduh macam-macam,” ujar Joko, kemarin.
Sikap enggan Kepala UPT pasar Krian ini bukan tanpa sebab, pasalnya sejumlah pedagang berkeyakinan , PLK sengaja dibakar oleh pihak tertentu.
Untuk itu, Joko pun pilih tetap membiarkan mereka di lokasi lama untuk sementara waktu.
“Biar mereka tetap di sini saja, daripada nanti dipindah malah masalah,” pungkasnya.
Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin juga meminta para pedagang bersabar menunggu hasil pemeriksaan tim Laboratorium Forensik (labfor) Polri.
Selama hasilnya belum keluar, pihaknya minta jangan ada spekulasi liar soal penyebab kebakaran.
“Kita tunggu saja hasilnya seperti apa. Ini untuk memastikan sebab kebakaran, biar tidak terjadi simpang siur informasi. Biarkan persoalan itu menjadi urusan polisi. Sekarang yang penting Dinas Pasar dan kita semua segera mencari solusi atau terobosan agar para pedagang bisa bangkit kembali,” tegas politisi PKB ini.
Sekretaris Himpunan Pedagang Pasar Krian M Sholeh menduga, kebakaran ada kaitkan dengan proses administrasi perpanjangan sewa kios yang ruwet.
Semula, pasar dikelola CV Optima dengan model Build of Transfer (BoT). Setelah kerjasama berakhir pada 2005, pengelolaan pasar diambilalih Dinas Pasar.
Pedagang pun memperpanjang masa sewa kios selama lima tahun. Berakhir pada 2010, jangka waktu sewa kios berubah hanya tiga tahun.
Hasil sidak Komisi C pada Selasa (3/7), keruwetan penataan kios juga memicu kerawanan terjadinya kebakaran, termasuk mempersulit penanganan saat terjadi kebakaran. (Abidin)