SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)-Sebagai tindak lanjut dari upaya menekan angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Sidoarjo oleh Tim Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS), Jum’at (21/9/2012) diadakan Forum Diskusi untuk membahas mengenai kiat-kiat yang dapat dilakukan masyarakat dalam meningkatkan keselamatan ibu dan bayi baru lahir.

Diskusi diadakan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan diikuti oleh organisasi masyarakat yang mempunyai program kesehatan seperti Muslimat NU, Aisiyah, Kota Sehat, dan organisasi kewanitaan seperti PKK, Gabungan Organisasi Wanita (GOW).
Dalam diskusi tersebut, Dra. Sri Asih, Ketua Pimpinan Daerah Aisiyah Sidoarjo mengajak para tokoh masyarakat dan dinas terkait untuk menyamakan visi dan persepsi guna mendukung terlaksananya Program EMAS yang diamanahkan Pimpinan Muhammadiyah Sidoarjo.
“Program ini tidak hanya menjadi tanggungjawab dokter dan bidan saja”, tegasnya.
Sementara dr. Sudibyo Markus, Tim Advisor EMAS Pusat menyampaikan hal yang menarik, bahwa ternyata saat ini banyak kematian ibu melahirkan ataupun bayi baru lahir terjadi ketika pasien sudah berada di rumah sakit.
Ini bukan dikarenakan tindakan klinis yang buruk tetapi karena keterlambatan pihak masyarakat, dalam hal ini keluarga, membawa pasien ke rujukan atau rumah sakit.
“Oleh karena itu perlu diperhatikan lagi sisi sosial dan ekonomi masyarakatnya.” terang Sudibyo.
Sementara itu wakil Bupati Sidoarjo MG.Hadi Sutjipto yang hadir dalam diskusi ini menegaskan, Ditunjuknya Sidorjo sebagai pilot project Program EMAS, bukan karena angka kematian ibu dan bayinya tinggi.
Namun karena Sidoarjo mempunyai sumber daya kesehatan yang baik dan cukup besar untuk mendukung program ini.
“Memang ada kecenderungan naik, namun angkanya masih terbilang rendah jika dibanding daerah lain di Jawa Timur,”tutur Wakil Bupati Sidoarjo H. MG. Hadi Sutjipto, SH., MM. ketika membuka forum diskusi ini.(Abidin)
	    	
    	
		    










