SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Terjadinya banjir di beberapa kawasan di Sidoarjo saat musim hujan serta akibat terjadinya air laut pasang atau rob, membuat Pemerintah Kabupaten Sidoarjo terus belajar cara penanganannya ke luar negeri.
Salah satunya, dengan melakukan studi ke negara kincir angin Belanda, yang dilakukan oleh Wakil Bupati Sidoarjo MG Hadi Sutjipto bersama Kadin PU Bina Marga Sidoarjo Ir Sigit Setiawan beberapa waktu lalu.
Menurut Ir Sigit Setiawan Kepala Dinas PU Bina Marga Sidoarjo, studi yang dilakukan ke Belanda itu, bertujuan untuk melihat dari dekat bagaimana cara penanganan banjir di negeri Belanda itu.
“Paling tidak, kita bisa sedikit mengetahui cara bagaimana penanganan banjir yang terjadi sehingga bisa diterapkan di Sidoarjo,” kata Ir Sigit Setyawan.
Saat ini lanjutnya, ada tiga dinas yang tengah bahu-membahu melakukan penanganan banjir, yaitu Dinas PU Bina Marga terkait pembangunan jalan,Dinas PU Cipta Karya terkait penanganan lingkungan dan Dinas PU Pengairan terkait penggerugan sungai dan avour.
Untuk pembangunan jalan saat ini ada 15 lokasi jalan yang diperbaiki,mulai dari peninggihan jalan, perbaikan selokan dan pemasangan box culvert.
“Akhir Desember nanti sudah harus selesai sebab musim hujan sudah tiba,” kata Sigit Setyawan.
Sementara itu ancaman banjir yang sewaktu-waktu terjadi di kawasan tengah kota pada musim penghujan ini, membuat Bupati Sidoarjo SH.MHum meminta dinas terkait untuk waspada.
Salah satunya, dengan meminta agar dibuatkan pompa air di jalur tempat mendaratnya banjir yang banyak, agar masyarakat Sidoarjo bisa tidur nyenyak tanpa harus memikirkan banjir.
“Dinas terkait harus belajar dari kemampuan negara lain yang berhasil mengatasi banjir. Hujan yang sudah mulai turun harus segera diantisipasi,” terang bupati saat menyampaikan hasil kunjungannya dari luar negeri, Rabu (28/11/2012) di Pendopo Kabupaten Sidoarjo.
Saiful yang didampingi Kabag Kerjasama, Ari Suryono dan Kadis PU Bina Marga, Ir Sigit Setyawan, menegaskan masih trauma dengan banjir tertutama banjir yang terjadi di rumahnya di Jl Malik Ibrahim.
“Masak ngatur banjir saja tidak bisa,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini bupati juga mengingatkan, Dinas harus mengawasi ketat rekanan yang melakukan pengerjaan normalisasi.
Pasalnya seringkali pengerukan yang dilakukan rekanan itu, hanya merapikan dinding sungai saja, tanpa mengeruk .kotoran di dasar sungai yang sebenarnya menjadi inti penyebab banjir.
“Petugas pengawas harus melakukan kontrol atas pengerukan itu,” tutup Saiful.
(Abidin)