SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)– Beberapa Produk Sidoarjo diantaranya Udang yang sudah memiliki nama di pasar dunia, ternyata tidak terlepas dari tuduhan dumping, subsidi, dan safeguard dari negara-negara maju bahkan negara berkembang.
Hal ini terungkap, dalam materi bimbingan teknis penanganan hambatan teknis perdagangan dalam rangka meningkatkan pengamanan akses pasar eksport, di Sun Hotel Sidoarjo, Selasa (28/5/2013).
Menurut Oke Norman dari Direktorat Pengamanan Perdagangan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan RI, praktek perdagangan internasional yang mestinya ideal, harmonis dan adil sebagaimana diamanatkan oleh ketentun-ketentuan world trade organization (WTO), ternyata dalam implementasinya masih belum menunjukkan hasil maksimal.
Hal ini terbukti dari masih banyaknya negara sesama anggota WTO yang tetap melakukan proteksi terhadap produsen maupun industri dalam negeri secara samar, dengan mengangat isu hambatan teknis perdagangan serta hambatan trade remedy.
“Negara negara ini biasanya mengangkat isu tuduhan dumping, subsidi dan safeguard kepada produsen dari Indonesia,” tutur Oke.
Dari data yang ada, selama kurun waktu 23 tahun, Indonesia mengalami tuduhan trade remedy sebanyak 242 kasus yang berasal dari 26 negara.
Ke 26 negara yang aktif menuduh dumping, subsidi dan mengenakan tindakan safeguard tersebut diantaranya India, Uni Eropa, Australia, Amerika Serikat, Turki, Afrika Selatan, Philipina dan Pakistan.
“Negara diatas lebih dari 10 kali dalam kurun waktu diatas.namun tetap akan kita buktikan bahwa Indonesia tidak melakukan hal-hal seperti yang dituduhkan,” tegas Oke.
Khusus kaitannya dengan Kabupaten Sidoarjo, hambatan perdagangan diantaranya terkait produk udang, sepeda, kertas dan produk baja.
Sementara itu Kepala Dinas koperasi Perdagangan Perindustrian dan UMKM Fenny Apridawaty SKM.MKes menegaskan, untuk mengatasi isu hambatan perdagangan yang dialami produksi Sidoarjo, pihaknya terus melakukan upaya sosialisasi terhadap eksportir dari Sidoarjo dan meminta laporan tiap bulan agar pemerintah bisa memfasilitasi keluhan mereka.
“Kita juga akan coba genjot produktifitas importer – importer dari Sidoarjo, terutama produk-produk yang sudah memiliki pangsa pasar untuk eksport,” tutup Fenny. (Abidin)













