SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)-Puncak Hari Anak Nasional (HAN) ke 29 tahun 2013 Kabupaten Sidoarjo, dimeriahkan dengan kehadiran 8600-an anak anak dari PAUD dan TK se Sidoarjo di stadion Gelora Delta Sidoarjo, Rabu (19/6/2013).
Dalam kegiatan ini, ribuan anak-anak berbaur menjadi satu dengan seluruh pejabat Kabupaten Sidoarjo , salah satu diantaranya ketua DPRD Sidoarjo H.Dawud Budi Sutrisno SH.MHum dan Wakil Gubernur Jawa Timur H.Saifullah Yusuf yang menyempatkan diri untuk hadir.
Selain melakukan senam bersama ribuan anak-anak PAUD dan TK ini, Ketua Dewan bersama Wakil Gubernur, Bupati Sidoarjo H.Saiful Ilah SH.MHum, Wakil Bupati Sidoarjo H.MG Hadi Sutjipto SH.MM, dan Forum pimpinan daerah yang lain, juga ikut minum susu dalam kemasan bersama anak-anak ini.
Minum susu bersama itu dimaksudkan, untuk memberikan pembelajaran pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman 4 sehat 5 sempurna.
Ditemui selepas acara Wakil Gubernur Jawa Timur H.Saifullah Yusuf memberikan apresiasi atas pelaksanaan HAN di Kabupaten Sidoarjo ini.
“Dengan peringatan HAN ke 29 di Kabupaten Sidoarjo ini, kita tunjukkan bahwa pemerintah bersama guru dan orang tua, sangat peduli terhadap anak-anak. Sehingga anak-anak menangkap kesan, bahwa pemerintah sangat peduli dengan mereka,” terang Wagub.
Selain itu, Wagub yang akrab disapa Gus Ipul ini juga berpesan, bahwa anak-anak ini merupakan pemimpin Indonesia ke depan yang harus mendapatkan hak-haknya sebagai anak Indonesia.
“Ini kegiatan sangat penting, karena anak-anak ini merupakan penerus bangsa,” jelas Wagub.
Sementara itu ketua DPRD Sidoarjo H.Dawud Budi Sutrisno SH.MHum mengajak kepada seluruh masyarakat untuk lebih peduli lagi dengan perkembangan anak-anak ke depan.
Selain dari dunia pendidikan secara formal, pendidikan non formal juga layak untuk diberikan.
“Tanggungjawab ini bukan saja dari pemerintah saja, tapi diharapkan peran orang tua dan lembaga-lembaga lainnya juga ikut memperhatikannya,” jelasnya.
Ia juga meminta kepada seluruh orang tua, untuk tidak melakukan kekerasan terhadap anak baik itu kekerasan non fisik lebih lebih kekerasan fisik.
“Jangan mengeksploitasi anak atau melakukan kekerasan anak hanya untuk kepentingan sesaat. Kita harus respon dengan anak-anak kita sebagai generasi penerus,” tutupnya.(Abidin)
