SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Sekitar 105 pedagang kaki lima pasar krian yang menempati lapak di Jl setiabudi hingga Jl Basuki Rahmad Krian, menolak rencana relokasi ke pasar baru krian di sisi timur, yang akan dilakukan dinas pasar.
Pasalnya, kondisi pasar baru Krian yang memiliki kios-kios, terbilang cukup sepi untuk perdagangan.

‘Tidak banyak konsumen yang mau masuk ke kawasan pasar baru Krian ini. Bagaimana kita bisa berdagang jika kondisinya sepi,” terang Imam Busyori kordinaotr PKl pasar Krian, saat mengadu ke gedung DPRD Kabupaten Sidoarjo pada Kamis (1/8/2013).
Masih menurut Imam, tiap kali ada relokasi ke pasar Krian, selalu tidak ada ujungnya.
Dan ini yang membuat para pedagang kaki lima, enggan untuk direlokasi.
“Sudah banyak pedagang yang menolak pindah ke pasar baru ini, karena memang tidak ada konsumen yang masuk,” jelas Imam Busyori lagi.
Selain menolak pindah ke pasar baru Krian karena alasan sepi, para PKL yang segera memilik paguyuban bernama ‘Merah Putih ‘ ini, juga menolak jika keberadaan mereka dikaitkan dengan kemacetan di jalur pasar Krian lama.
Karena memang faktanya, meskipun arus lalu lintas sudah dialihkan menjadi satu jalur dari arah Mojokerto saja, namun tetap saja ada pembiaran jika ada kendaraan masuk dari arah timur.
“Memang ada petugas yang menjaga, namun ya tetap dibiarkan saja masuk kendaraan R4 dari arah timur,” ungkap Imam lagi.
Sementara itu dalam hearing yang dilakukan PKL dengan empat anggota dewan masing-masing Nur Ahmad Syaifuddin, Mundzir Dwi Ilmiawan, I wayan Dendra dan Adhi syamsetyo, disepakati kelanjutan pembahasan masalah ini akan dilakukan pasca lebaran mendatang.
“Kita sepakat untuk meneruskan pemnbahasan pengaduan PKL ini setelah lebaran. Sekarang kita beri kesempatan para pedagang untuk fokus melakukan aktifitas berdagang menjelang lebaran ini,” tukas Nur Ahmad Syaifuddin yang memimpin pertemuan. (Abidin)