SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Belum adanya langkah penurunan patung gotong royong di monumen Jayandaru Alun alun Sidoarjo, membuat PC GP Ansor Sidoarjo memberikan deadline hingga Jumat (20/2/2015) malam.

Hal ini terungkap dari pesan SMS yang disampaikan GP Ansor kepada kabarsidoarjo.com.
“Assalamu’alaikum. Dlm mengawal MOU penolakan monumen jayandaru di alun2 yg dibuat MUI, NU, Muhamadiyah, Tomas, maka apabila malam ini s.d besok sore patungnya tdk dipindah oleh PT.SEKAR LAUT maka PC GP Ansor dgn Bansernya yg akan menurunkan besok sore/malam,” begitu bunyi pesan yang disampaikan kepada wartawan kabarsidoarjo.com, kemarin. (20/2/2015).
Monumen Jayandaru dengan dikelilingi sembilan patung-patung besar yang berada di kawasan sebelah timur alun-alun Sidoarjo, mendapat sorotan dari organisasi masyarakat Islam maupun para ulama di Sidoarjo.
Pasalnya, pemasangan patung berbentuk manusia yang mengitari monumen Jayandaru tersebut dinilai haram.
KH. Usman Bahri, Ketua MUI Sidoarjo mengatakan dengan adanya sembilan patung yang menghiasi di sekitar monumen Jayandaru, dianggap tidak sesuai dengan kondisi kota Sidoarjo yang merupakan kota santri.
“Tapi jangan karena diharamkan kemudian patung-patung yang sudah pernah ada dirusak, itu tidak boleh. Karena itu sebagai aset bangsa tempo dulu yang harus dilindungi, cuma kita jangan membuat patung baru,” ujar KH Usman Bahri, Ketua MUI Sidoarjo.
Hal serupa dikatakan Ketua GP Ansor Sidoarjo, Selamet Budiono mengatakan dirinya sangat kecewa.
Jika tidak diturunkan dirinya beserta anggota banser akan menurunkan paksa.
“PC GP Ansor atas perintah PC NU Sidoarjo meminta supaya itu diturunkan, hal ini sesuai dengan kesepakatan MUI, Muhammadiyah, PC NU, beberapa Kiai pondok pesantren dan ketua dewan. Apabila tidak dilaksanakan maka PC GP Ansor beserta Bansernya akan menurunkan patung tersebut,” ujar Selamet Budiono. (Abidin)














