SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Tersendatnya pelayanan EKTP di mayoritas kecamatan di Sidoarjo, selain faktor kurangnya blangko EKTP, juga akibat minimnya alat perekam EKTP.
Dan hal itu, menurut komisi A DPRD Sidoarjo, seakan tidak menjadi hal utama dan iniasiatif oleh Dispendukcapil dan kantor kecamatan, untuk mengajukan pembelian alat perekam EKTP pada PAPBD 2016 ini.

“Mestinya pada pembahasan PAPBD 2016 kemarin, institusi yang berkepentingan jangan hanya memprioritaskan hal hal rutin saja. Kekurangan alat perekam EKTP ini juga mestinya juga diajukan untuk pelayanan masyarakat,” ujar H.Kusman wakil ketua komisi A DPRD Sidoarjo, Jum’at (30/9/2016).
Masih menurut Kusman, jumlah ideal alat perekam EKTP di Sidoarjo minimal 2 alat atau tergantung jumlah penduduk di setiap kecamatan itu.
“Kecamatan Balongbendo dengan 70 ribu penduduk, mestinya 2 alat perekam. Namun sekarang cuma 1 saja dan terbukti kewalahan menerima permintaan dari warga,” ujar Kusman.
Sedangkan beberapa kecamatan lain dengan jumlah penduduk besar seperti Taman dan Waru, idealnya 4 alat perekam EKTP.
“Dengan jumlah alat perekam ideal ini, maka pelayanan EKTP akan berjalan cepat,” tegas Kusman.
Dari data yang ada, harga satuan alat rekam EKTP lengkap mencapai Rp 150 juta.
Dengan jumlah 18 Kecamatan se Sidoarjo, maka anggaran yang dibutuhkan jika ditambah satu saja alat rekam KTP mencapai Rp 2 Miliar lebih. (Abidin)