SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Menjadi kader JKN-KIS untuk wilayah Sedati dan sekitarnya bagi Puji Astutik, merupakan satu kebanggaan tersendiri yang dirasakannya.
Apalagi ketika Peserta memanggilnya dengan panggilan Ibu BPJS, ada rasa bangga yang dirasakannya.
Puji Astutik adalah Kader JKN-KIS yang memperoleh nilai tinggi dalam perolehan nilai kolektabilitas secara nasional, dan diantara 10 Kader JKN-KIS lainnya yang ada di wilayah Sidoarjo.
Sesuai dengan tugas dan fungsi Kader JKN-KIS, Puji Astutik rutin melakukan kunjungan ke warga binaannya, untuk melakukan edukasi kepada peserta menunggak untuk membayar iuran tunggakkan agar kartu bisa aktif serta tidak mengalami kesulitan saat berobat dan membantu pendaftaran peserta JKN-KIS.
Puji Astutik juga dilibatkan ketika di desa-desa binaannya ada kegiatan sosialisasi.
Selain sebagai Kader JKN-KIS, Puji Astutik juga bertugas sebagai Kader BPJS Ketenagakerjaan, sehingga dirinya dapat menjelaskan kedua BPJS secara bersama-sama.
Dirinya ikhlas melakukan tugasnya sebagai Kader JKN-KIS di sela-sela waktunya bekerja.
“Walaupun saya pulang habis isya’, numpang sholat di rumah peserta, saya tidak apa-apa.” tuturnya.
Ketika ditanya mengenai suka duka menjadi Kader JKN-KIS, wanita berusia 38 tahun ini menceritakan pernah di bentak peserta yang menunggak, namun hal tersebut tidak membuatnya patah semangat.
Dirinya semakin getol dan semangat untuk membina peserta tersebut, bahkan ia juga senang ketika peserta binaannya terbantu dengan kehadirannya.
“Mereka itu senang jika saya datang, bahkan mereka kaget kalau menunggak itu sampai didatangi. Mereka pikir menunggak ya sudah dibirkan saja” jelasnya.
Diakui olehnya bahwa menagih tunggakan iuran JKN-KIS bukanlah hal yang mudah, maka dari itu butuh waktu khusus untuk melakukan pendekatan ke Peserta.
“Pertama berkunjung jangan langsung disampaikan kalau punya tunggakan. Dengarkan dulu keluhannya, lalu beri solusi. Selain itu saya juga memberikan contoh-contoh nyata, misalnya kalau ada yang bilang saya tidak pernah sakit, ya saya jelaskan kalau JKN-KIS ini program gotong royong dari pemerintah dan wajib. Kalau nanti sudah berlaku harus punya KIS, malah sampean sendiri yang repot. Seperti tidak punya KTP, ya to?” jawabnya ketika ditanya trik melakukan penagihan.
Selain melakukan tugas utamanya sebagai Kader JKN-KIS, Puji Astutik juga membantu mensosialisasikan Aplikasi Mobile JKN.
Bahkan dirinya rela berlama-lama di rumah peserta untuk membantu peserta melakukan registrasi aplikasi Mobile JKN dan menjelaskan mengenai fitur-fitur Mobile JKN.
Puji Astutik berharap agar kedepannya masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya program JKN-KIS ini.
“Bahkan kalau bisa yang belum jadi Peserta JKN-KIS ya segera jadi peserta” tutupnya sambil tersenyum simpul.(rn/red)













