SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Anggota komisi D DPRD Sidoarjo dari FGerindra Hj Mimik Idayana, mengaku mendapat banyak keluhan para wali murid dan guru, terkait sistem belajar mengajar online saat ini.
Menurut Mimik, banyak wali murid yang merasa sistem belajar online saat ini tidak efektif.
Diapun sepakat, bahwa sistem pembelajaran daring ini memang sama sekali tidak memberikan efek positif bagi anak didik.
“Karena memang kenyataanya, sistem sekolah di rumah ini cukup merepotkan dan tidak efektif bagi wali murid dan siswa,” jelas Mimik.
Karenanya menurut Mimik, kemungkinan minggu depan, komisi D akan mengagendakan rapat Dengar Pendapat dengan dinas-dinas terkait.
“Nanti akan kami sampaikan semua keluhan walimurid dan guru itu. Termasuk kami akan coba berikan solusinya,” tambah istri dari anggota Komisi III DPR RI, Rahmat Muhajirin itu.
Solusi yang mungkin bisa siterapkan menurut Mimik, salah satunya adalah dengan membentuk kelas-kelas kecil berisi maksimal 10 siswa yang belajar di sekolah.
“Soal physical distancingnya kan sudah terpenuhi. Tinggal penerapan protokol kesehatan yang lain seperti cuci tangan dan mengenakan masker,” katanya.
Skema lain yang diusulkannya adalah melakukan kunjungan ke rumah siswa.
Menurutnya langkah ini terbilang sederhana dan tidak memberatkan guru karena dengan penerapan sistem zonasi seperti sekarang ini, rumah siswa tak terlalu jauh dari sekolah.
“Masa berkunjung ke rumah siswa yang jaraknya tak lebih dari 1 km saja tidak mau. Dan untuk para guru itu bisalah diberikan insentif khusus. Saya pikir cara itu jauh lebih efektif ketimbang skema membelikan kuota atau persoalan jaringan internet yang jauh lebih kompleks,” tukas Mimik.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, sebagian warga wali muris memang mengeluhl, antaran tak kunjung jelasnya kebijakan Pemkab Sidoarjo terkait metode belajar di masa pandemi covid-19 saat ini.
Mereka beranggapan sistem pembelajaran melalui daring atau online, sangatlah tidak efektif.
Pasalnya anak jadi kehilangan suasana belajar yang berdampak pada lemahnya penangkapan peserta didik terhadap materi ajar yang diberikan guru.
Seperti yang dikatakan Cahyo, warga Perumahan Graha Asri Sukodono.
“Ini maunya bagaimana. Apa gara-gara corona terus mau mengorbankan sektor pendidikan. Ini urusannya dengan kualitas generasi mendatang lho,” sebutnya.
Kalimat senada juga disampaikan Sugiartono Rasmadi, warga Perumahan Prima Garden Estate Sukodono.
Ia berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo segera mengambil sikap tegas terkait hal itu.
“Apalagi saya dengar guru-guru juga mengeluhkan kualitas anak didiknya yang jauh merosot sejak penerapan sistem pengajaran daring mulai pertengahan Maret lalu. Masalah inilah yang harus segera diselesaikan,” tambahnya.(Abidin)












