SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Proses tahapan Pilkada yang dilakukan KPU hingga saat ini, terbilang cukup lancar dan terhindar dari klaster varu covid-19.
Salah satu indikasinya adalah, saat dilaksanakan tahapan Pemutakhiran Data Pemilih beberapa waktu lalu,ribuan petugas yang langsung berinteraksi dengan masyarakat tetap aman.
“Dan buktinya sampi saat ini tidak ditemukan klaster baru Pilkada.” ujar Komisioner KPU Jatim Divisi Data dan Informasi, Nurul Amalia dalam dialog interaktif bertajuk ‘Media Gathering’ yang digelar KPU Sidoarjo di Hotel Aston, Jumat (23/10/2020).
Masih menurut Nurul, hal itu tak lepas dari upaya institusinya, dalam memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan, baik pada penyelenggara maupun masyarakat terkait pelaksanaan Pilkada serentak di tengah pandemi covid-19.
Di hadapan sekitar 50 wartawan yang menghadiri acara tersebut, Nurul mengatakan pihaknya sudah memformulasikan beberapa langkah taktis.
Diantaranya soal regulasi usia KPPS, dan juga keharusan bagi mereka untuk menjalani rapid test sebagai syarat utama sebelum menjalankan tugasnya.
Selain itu petugas juga dibekali dengan Alat Pelindung Diri (APD) mulai dari sarung tangan lateks, masker dan faceshield bahkan baju hazmat, yang bakal dipakai oleh salah satu anggota KPPS yang melayani bilik khusus bagi pemilih yang suhu tubuhnya diatas 37,3 derajat celcius.
“Sedangkan bagi masyarakat yang datang ke TPS juga akan disediakan sarung tangan plastik, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer serta masker bagi mereka yang lupa membawa dari rumah serta cek suhu tubuh sebelum masuk ke area TPS,” tegas Nurul.
KPU juga sudah merancang tata letak dan luasan tiap-tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) demi terjaminnya pelaksaan konsep phisycal distancing.
“Sekarang tinggal bagaimana kesadaran semua pihak untuk menjaga agar tidak sampai terjadi kerumunan di sekitar area TPS,” tandas Nurul.
Anggota Media Watch Jatim itu mengatakan, saat ini jagad global dibingungkan dengan penetrasi para pelaku media sosial, yang jauh lebih masiv dalam penyebaran informasi yang serajat kebenarannya sangat diragukan.
Meski faktanya lebih banyak hoaks yang diproduksi oleh penyedia informasi di media sosial tersebut namun tingkat kepercayaan masyarakat justru jauh lebih tinggi.
“Inilah yang sebenarnya menjadi musuh bersama para pelaku media massa mainstream saat ini. Dan saya apresiasi peran media dalam suksesnya tahapan pilkada 2020″),” ujarnya.(Abidin)