SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)– Warga sekitar Perum Taman Pinang Indah, beramai- ramai mendatangi Blok D-4 nomor 18. Mereka datang untuk menyaksikan jalanya rekontruksi aborsi jaringan dr. Edward warga Surabaya, yang merupakan residivis aborsi, Jum’at (25/2/2011).

Dalam rekontruksi aborsi yang menyebabkan kematian Suparlina (29), warga Penjaringansari, Surabaya, diketahui sebelum meninggal korbandiberi obat agar perut berkontraksi hingga janin keluar dari rahim korban.
Petugas kepolisian resort Sidoarjo menghadirkan 3 tersangka yaitu, Nunung Saja Rahayu (27), Eko Ahmad Suhadi alias Pelo (35) yang merupakan suami istri dan Nining Dwi Ariyanti (31) di rumah praktiknya Perum Taman Pinang Indah Blok D-4 nomor 18 Sidoarjo Kota.
Sesuai dengan BAP rekontruksi tersebut ada 34 adegan yang dimulai dari pertemuan antara korban dan para tersangka di Mc Donald Perum Taman Pinang.
Selanjutnya korban dibawa ke rumah kontrakan, Perum Taman Pinang Indah blok D-4 nomor 18 dengan menggunakan mobil Suzuki Swiff warna putih milik Suparlina.
“Pada adegan ke 20, korban memberikan obat penggugur kandungan yang akhirnya membuat kontraksi perut korban, hingga mengalami pendarahan dan langsung dibawa ke Rs DKT oleh para tersangka, “ kata Iptu Ellysabeth, Kanit PPA Polres Sidoarjo.
Hingga sampai dirumah kontrakan tersangka, ada 22 adegan yang dilakukan dan selanjutnya adegan dilakukan di Rs DKT.
“Ternyata dalam melakukan praktek aborsinya, para tersangka hanya menggunakan alat berupa infus, jika korban kekurangan cairan dan obat pergunggur kandungan jenis sitotex, “ tegas Iptu Ellysabeth.
Seperti diberitakan sebelumnya, jaringan aborsi antar kota tersebut terungkap setelah polisi menangkap jaringan dr Edward yang merupakan residivis kasus aborsi.
Praktik ilegalnya terendus setelah polisi berhasil mengidentifikasi identitas Suparlina yang tewas karena diaborsi di Rs DKT Sidoarjo. (Arip)