TANGGULANGIN (kabarsidoarjo.com)- Dampak semburan lumpur bercampur gas yang kembali muncul di pemukiman warga, berdampak pada sekolah di sekitarnya.
Salah satunya pada SDN Ketapang Kecamatan Tanggulangin, yang semakin amblas dan retak-retak. Akibatnya, enam ruang SD dan tiga ruang taman kanak-kanak (TK) terpaksa dikosongkan.

“Beginilah kondisi SDN Ketapang Tanggulangin. Semenjak muncul semburan lumpur lapindo lima tahun lalu, kondisinya semakin memprihatinkan, “ ujar Abdul Arif, Kepala sekolah SDN Ketapang.
Dari pantauan di lokasi, lantai dan dinding ruang kelas untuk proses belajar mengajar retakanya semakin hari semakin membesar bahkan atap sekolah juga banyak yang runtuh.
Setiap harinya siswa-siswi sekolah dasar negeri Ketapang Tanggulangin, saat belajar selalu diliputi rasa was-was dan khawatir.
Pasalnya, setelah pindah dari ruang kelasnya yang sudah amblas, kini mereka juga dicekam kelas yang digunakan kondisinya juga tidak jauh berbeda.
“Takut kalau tiba- tiba temboknya ambruk, “ terang Ferdy, salah satu siswa.
Tidak hanya siswa-siswi, orang tua murid juga terpaksa mengantarkan anaknya bersekolah karena khawatir dengan kondisi ruang kelas.
“Sebagai orang tua saya hawatir, karena kondisi sekolah sudah sangat memprihatinkan, “ Luluk, orang tua murid.
Entah sampai kapan kondisi seperti ini akan terus dilalui siswa-siswi SDN Ketapang ini.
Pemerintah melalui BPLS sendiri hanya melakukan antisipasi penanganan gas saja.
BPLS berdalih, wilayah desa Ketapang belum masuk dalam peta area terdampak lumpur lapindo, padahal posisi sekolah dengan tanggul terluar hanya berjarak 50 meter. (Arip)