SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Kondisi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT Sekar Group yang berlokasi di Jl Jenggolo Sidoarjo, dianggap tidak layak oleh komisi C DPRD Sidoarjo.
Hal ini diketahui, setelah komisi C DPRD Sidoarjo melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) IPAL PT Sekar Group pada Kamis (15/9/2011), sebagai tindak lanjut dari laporan warga yang terdampak langsung efek pembuangan limbah perusahaan di sungai Jenggolo.

“Kalau dilihat kondisi IPAL perusahaan, kita nilai sangat tidak layak pakai, karena tidak memenuhi standart baku IPAL pada umumnya,” terang HM.Yasluck Hasan anggota komisi C yang turut dalam sidak.
Dari sidak yang diikuti mayoritas anggota komisi C ini, bangunan kolam yang dianggap IPAL oleh PT Sekar Group ini, hanya sebatas kolam-kolam penampungan berukuran 4m x5m yang ditempatkan di bagian atas.
Selain bangunan itu, ada juga kotak penampungan bak bawah namun tidak seperti kolam penampungan atas karena hanya seperti kotak saluran pembuangan menuju sungai Jenggolo.
“Tidak ada kolam lain selain dua kolam itu, apalagi lahan kolam penampungan itu posisinya terbilang sempit,” tegas Yasluck lagi.
I Wayan Dendra anggota komisi C yang juga turut dalam sidak, meminta PT Sekar Group untuk segera melakukan perbaikan bangunan penampungan limbah yang disebutnya sebagai IPAL itu.
Karena menurut Wayan, kondisi fisik kolam penampungan itu tidak cukup memadai.
“Lakukan perbaikan IPAL nya, agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat,” tegas Wayan.
Sementara itu ketua komisi C DPRD Sidoarjo H Nur Ahmad Syaifuddin menegaskan, Sidak IPAL yang digelar ini komisi C itu, merupakan jawaban dari berbagai masukan dan surat pengaduan resmi warga atas pembuangan limbah perusahaan yang dialirkan langsung ke sungai.
“Dari hasil sidak ini, kita akan cross check dengan hasil pemeriksaan BLH untuk mengeluarkan rekomendasi,” ungkap Nur Ahmad.
Sebelumnya ketua komisi C DPRD Sidoarjo pernah memergoki langsung pembuangan limbah sisa produksi perusahaan di sungai Jenggolo pada Jum’at (9/9/2011) lalu.
“Benar-benar ngawur dan tidak bisa ditoleransi, sungai yang seharusnya dijaga kebersihannya, teryata dijadikan wadah untuk sisa limbah produksi perusahaan,” terang Nur Ahmad geram.
Dari fakta di lapangan, di sisi selatan sungai Jenggolo, berjajar lorong-lorong pembuangan limbah yang sengaja dibangun oleh beberapa perusahaan yang berdiri di sepanjang aliran sungai Jenggolo itu.
Dari lorong permanen itu,limbah perusahaan dengan bau menyengat dan memiliki warna coklat tua, dibuang langsung tanpa ada filter yang terpasang di lorong itu.(Abidin)