SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)-Belum cairnya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah sebesar 25 ribu / per siswa Madrasah Tsanawiyah dan Rp 7500 per siswa untuk Madrasah Ibtidaiyah, mendorong komunitas guru madrasah di bawah naungan LP Maarif Kabupaten Sidoarjo angkat bicara.

Pasalnya, dengan belum cairnya BOS ini, maka beban untuk operasional MTs dan MI yang dikelolah mereka semakin berat.
Badrul Munir kordinator guru MI Sidoarjo menegaskan, BOS daerah yang nilainya sangat dibutuhkan itu mestinya sudah cair pada awal triwulan pertama.
Namun karena alasan yang tidak jelas, dana BOS itu belum bisa dicairkan.
“Kalau BOS ini tidak juga cair, maka biaya operasional Madrasah akan semakin berat,” tegas Munir.
Fatkhul Anam ketua PC Ma’arif NU Sidoarjo ditemui terpisah menuturkan, bahwa sesuai buku panduan , pencairan BOS dilakukan bertahap awal bulan tiap triwulannya.
Namun kenyataannya, hingga triwulan kedua, bantuan BOS untuk madrasah di bawah naungan LP Ma’arif.
Apalagi, munculnya perbedataan data di komisi VIII dan di menteri keuangan, menambah ruwetnya proses pencairan dana BOS itu.
“Padahal hasil investigasi kita, data sudah diberikan pada bulan Agustus 2012 lalu. Dengan ini tidak ada alasan bahwa Madrsah yang menghambat pencairan dana BOS itu,” tutur Fatkhul Anam.
Persoalan lanjutan yang dihadapi oleh guru MI adalah belum cairannya tunjangan profesi pendidik untuk guru madrasah yang bersertifikasi.
Guru yang sudah bersertifikat tahun 2009, tahun 2010 tidak bisa mendapatkan tunjangan dengan alas an NRG bwlum ada, sehingga mulai tahun 2011 baru mendapatkan tunjangan.
Untuk itu PC Ma’arif NU Sidoarjo mendesak agar Kemenag dan Kemenkeu segera melakukan validasi data BOS dan guru penerima TPP,” tutup Fatkhul.(Abidin)














